TEMPO.CO , Jakarta: Pemerintah akan menambah modal Rp 1 triliun untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sehingga totalnya menjadi Rp 3 triliun. Sebelumnya, untuk BPJS Kesehatan dan Tenaga Kerja, masing-masing dialokasikan anggaran awal senilai Rp 2 triliun.
“Tambahan ini untuk perbaikan dan penambahan puskesmas serta infrastruktur kesehatan,” ujar Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono di kantornya. Ia menjelaskan, dana tambahan tersebut berasal dari anggaran Kementerian Kesehatan tahun 2013.
Agung berharap, pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 1 Januari 2014 mampu membuat setiap warga negara menerima pelayanan kesehatan secara maksimal. Warga yang tak mampu akan tetap memperoleh layanan karena iuran mereka dibayar oleh negara.
Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan, yang berlaku untuk semua pekerja formal, akan mulai beroperasi mulai 1 Juli 2015. Mereka berhak mendapat perlindungan dari risiko kerja berupa Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun.
Agung menuturkan, saat ini pihaknya sedang menggodok regulasi untuk mengatur pelaksanaan dua lembaga tersebut. “November diharapkan sudah selesai semua regulasinya.”
Beberapa waktu lalu, Staf Ahli Menko Kesra Bidang Kreativitas dan Inovasi Teknologi, Tubagus Rahmat Sentika, mengatakan saat ini jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 76 juta orang atau 12,49 persen dari jumlah penduduk. Pada 2015, angka ini ditargetkan turun menjadi 10,3 persen.
“Untuk masyarakat miskin, pemerintah menyediakan pelayanan sosial secara menyeluruh dengan kepemilikan kartu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial),” katanya. Pemilik kartu akan mendapat pelayanan untuk program Jaminan Kesehatan Masyarakat, Jaminan Persalinan, dan Beras untuk Rakyat Miskin. Saat ini kartu yang dibuat berdasarkan nama dan alamat tersebut sudah dicetak dan siap dibagikan.
SUNDARI | UKKY PRIMARTANTYO
Berita terkait
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
1 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
3 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
3 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
11 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
12 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
12 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
13 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
13 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
13 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
17 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca Selengkapnya