TEMPO.CO, Jakarta -Kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Al-Quran yang menyeret nama politisi partai Golkar Zulkarnaen Djabar mengganggu citra partai. “Bisa juga mengganggu pencalonan Pak Ical sebagai presiden,” ujar Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono ketika ditemui di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Senin, 2 Juli 2012.
Agung berharap, kasus yang melibatkan kader partai beringin itu segera divonis. Ia menginginkan pemeriksaan lebih cepat berdasarkan hukum yang berlaku. Ia menyayangkan, korupsi tersebut malah dilakukan anggota dewan yang seharusnya mempunyai wewenang dibidang pengawasan.
Meskipun meminta cepat ditindak, kata agung, Golkar akan menyedian tim advokasi bila Zulkarnaen Djabar menginginkan. “Dengan advokasi kami harapkan cepat selaesai dan tidak ada begitu-begitu,” ujar Menkokesra ini.
Agung juga enggan mengatakan bahwa ini ada unsur politis untuk menjatuhkan nama baik partai jaman orde baru itu. Ia hanya melihat kasus ini sebagai bentuk perselingkuhan antara Kementerian Agama dan anggota dewan dalam pengadaan Al-Quran 2011-2012.
Sebelumnya, KPK menetapkan dua tersangka korupsi pengadaan Al-Quran di Kementerian Agama pada 2011/2012. Yakni Zulkarnaen Djabar dan anaknya, Dendi Prasetia Zulkarnaen Putra. Lembaga antirasuah telah menemukan dua alat bukti yang cukup untuk menaikkan status kasus ini ke tahap penyidikan. Ketua KPK Abraham Samad menyebut inisial kedua tersangka sebagai ZD dan DP. Keduanya masih satu keluarga.
Keduanya diduga menerima uang suap terkait dengan proyek pengadaan kitab suci Al-Quran di Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kementerian Agama pada 2011 dan 2012. Mereka juga diduga terlibat dalam kasus korupsi proyek pengadaan alat laboratorium madrasah tsanawiyah oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama pada 2011.
Bapak dan anak ini disangka dengan Undang-Undang Pemberantasan Korupsi dan keduanya sudah dicekal.
