Seorang penerjun dengan membawa baliho Tribrata Polri bersiap melakukan pendaratan seusai upacara peringatan HUT Bhayangkara ke-66 di lapangan Mako Brimob Polri, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Minggu (1/7). ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Dua puluh parasut terbang di atas langit Kota Depok pada Ahad, 1 Juli 2012. Parasut beraneka warna itu perlahan melayang-layang di udara sebelum turun satu per satu di halaman Markas Komando Brigadir Mobil, Kelapa Dua, Depok, lokasi perayaan puncak hari jadi Polri ke-66.
Mereka, yang merupakan tim penerjun payung dari anggota Polri dan TNI, sengaja dihadirkan untuk memeriahkan upacara HUT Bayangkara. Aksi mereka sempat memukau para hadirin dan tamu undangan yang duduk di bawah tenda, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, serta jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II.
Sebelum mendarat, para penerjun melakukan aksi berputar dan bergoyang di udara. Aksi tersebut membuat sorak-sorai hadirin, tamu undangan, hingga polisi yang berbaris. "Mereka adalah penerjun-penerjun terbaik dari Polri dan TNI," kata pembawa acara dalam upacara tersebut.
Hal yang mengejutkan, beberapa anggota dari tim penerjun tersebut adalah wanita. Mereka adalah Komisaris Besar Polri Dede Rahayu, Brigadir Satu Marta Nainggolan, Brigadir Satu Hermin Dwi Hermina, dan Maria Melda, anggota Kopassus.
Prestasi mereka pun bukan main. Mereka beberapa kali menyabet juara lomba ketepatan terjun payung. "Briptu Maria juara ketepatan terjun payung tahun 2011 di Manado, Sulawesi Utara," kata pembawa acara.
Penerjun pria juga tak kalah hebatnya. Salah seorang anggota tim bernama Kapten Catur pernah memecahkan rekor tingkat Asia dalam aksi terjun kelompok. Aksi terjun payung tersebut ditutup dengan dua penerjun yang masing-masing membawa bendera lambang Polisi, Tribrata, serta bendera Sang Merah Putih berukuran raksasa.
Aksi terjun payung itu disambut tepuk tangan riuh peserta upacara. Setelah seluruh tim berhasil mendarat, mereka lantas berbaris maju di depan podium Presiden dan Wakil Presiden untuk memberikan penghormatan.
Selain aksi terjun payung, ada pula aksi puluhan polisi wanita bersepeda motor besar, serta tari kolosal dari anggota polisi dan mahasiswa Universitas Indonesia.
