Ketua PMI Jusuf Kalla, saat mengikuti rapat dengan Badan Legislasi, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, 22-5, 2012. Rapat tersebut membahas pembentukan RUU Lambang Palang Merah yang merupakan tindak lanjut dari Konvensi Jenewa tahun 1949 dan UU No. 59 Tahun 1958.TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar mengancam akan memecat Jusuf Kalla apabila maju sebagai calon presiden dari partai lain. Ancaman ini diberlakukan setelah rapat pimpinan nasional partai tersebut menegaskan akan mencalonkan Ketua Umumnya, Aburizal Bakrie, sebagai calon presiden pada pemilihan 2014 mendatang.
"Dalam partai, kami menegakkan sanksi, hak memilih dan dipilih, itu sudah dipertimbangkan itu terjadi di dalam partai. Mau menggunakan hak politik pribadi, ya berhenti dulu dari partai," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Freddy Latumahina seusai Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar di Bogor, Jawa Barat, Ahad, 1 Juli 2012.
Freddy menegaskan, Partai Golkar tak akan segan memberhentikan mantan Ketua Umum Golkar, Jusuf Kalla, jika maju sebagai capres dari partai lain. Dalam empat bulan terakhir, nama Kalla sering disebut akan didaulat beberapa partai menjadi calon presiden. Partai Nasional Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan pernah mengatakan siap mendukung Kalla. Di Golkar, peluang mantan wakil presiden ini sudah tertutup karena Golkar menetapkan Aburizal sebagai capres tunggal.
Menurut Freddy, sikap tegas ini terpaksa diambil partai karena tidak mau mengulang pengalaman dalam dua kali pemilihan presiden lalu. "Golkar itu satu dan tidak mungkin dipecah belah oleh siapa juga."
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
26 hari lalu
Usai Salat Id di Masjid Al Azhar, JK Terima Kunjungan Tokoh di Rumahnya Besok
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) akan merayakan hari raya Idul Fitri 1445 H atau 2024 M di Jakarta. Rencananya, JK juga akan menerima kunjungan para kolega di kediaman pribadinya di Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan.