Gedung KPK Harus Dibiayai Negara

Reporter

Editor

Rabu, 27 Juni 2012 11:31 WIB

TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Tjahjo Kumolo menyayangkan lambatnya proses pencairan anggaran pembangunan gedung baru Komisi Pemberantasan Korupsi. "Dalam rentang waktu sekarang, proses mekanisme penganggaran harus cepat diuraikan," kata Tjahjo di Hotel Four Season, Jakarta, Rabu, 27 Juni 2012.

Menurut Tjahjo, pembangunan gedung KPK harus sepenuhnya dibiayai negara. Sebagai lembaga negara, KPK tidak boleh menerima uang dari masyarakat. Jika saweran dari masyarakat diterima KPK, maka bisa menjadi preseden buruk bagi pemerintah. Setelah KPK, bisa saja lembaga negara lain melakukan hal yang sama sehingga akan menimbulkan kerancuan. "Saya tidak setuju KPK melakukan penggalangan dana karena akan bias," ujarnya.

Gerakan penggalangan dana masyarakat untuk gedung KPK, kata Tjahjo, harus diapresiasi. Sebab, gerakan itu merupakan bentuk tingginya harapan masyarakat akan lahirnya pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi. Penggalangan ini menurut dia bisa menjadi peringatan pada DPR bahwa masyarakat selalu mengawasi. "Saya yakin penggalangan ini adalah warning pada pemerintah," katanya.

Tjahjo berharap KPK dan Komisi Hukum DPR bisa membangun komunikasi yang intensif agar rencana pembangunan ini segera terwujud. Dia berharap KPK bersabar dan mengikuti prosedur penganggaran yang berlaku di DPR. "Mungkin masih perlu penjelasan detail yang harus diurai dalam pembahasan."

Rencana pembangunan gedung baru KPK sudah dua kali ditolak oleh DPR. Pada anggaran 2008, anggaran pembangunan gedung DPR sudah disetujui senilai Rp 90 miliar dari Rp 225,7 miliar. Namun kemudian diberi tanda bintang oleh DPR.

KPK sempat menagih anggaran itu agar bisa masuk daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) pada tahun anggaran 2009. Namun, karena diberi tanda bintang alias ditunda, anggaran itu akhirnya tak masuk DIPA 2009.

Pada 2012 KPK kembali mengusulkan anggaran dan masuk dalam proyek tahun jamak 2012-2014 sebesar Rp 225,712 miliar. Untuk tahun 2012, KPK mengajukan anggaran Rp 16 miliar. Gedung baru ini diharapkan bisa menampung lebih dari 1.000 pegawai.

IRA GUSLINA SUFA

Berita lain:

Begini Olga Setelah Ditegur Soal Assalamualaikum

Mega: Kalau Mau Berantem, Kita Berantem

Anas Mungkin Tak Akan Datang ke KPK

Besok KPK Periksa Anas untuk Kasus Hambalang

Minta Maaf, Olga Syahputra Menangis.






Advertising
Advertising

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

2 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

3 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

5 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya