Om Liem Mengembara dari Cina Lewat 'Amoy'  

Reporter

Editor

Senin, 11 Juni 2012 16:19 WIB

Pemilik Salim Grup, Liem Sioe Liong alias Sudono Salim, di Jakarta tahun 1990. dok/TEMPO/Ronald Agusta

TEMPO.CO, Jakarta - Perang antara Cina dan Jepang telah berlangsung selama satu tahun pada 1938. Serbuan ganas Jepang membuat Liem Sioe Liong muda memutuskan untuk mengadu nasib meninggalkan tanah leluhurnya, Futsing, Fukien, Cina Selatan, menuju tanah Jawa. Cerita tentang kemakmuran wilayah jajahan Belanda di Asia Tenggara itu rupanya terus mengusik hatinya.

Buku Kisah Sukses Liem Sioe Liong terbitan Indomedia tahun 1989 yang ditulis Eddy Soetriyono menyebutkan saat itu Liem masih berusia 22 tahun. Ia memulai pengembaraannya melalui pelabuhan Amoy. Dari sana ia menyeberang dengan kapal Belanda melintasi Laut Cina Selatan, kemudian mencapai Kota Kudus di Tanah Jawa.

Liem bukan pergi tanpa tujuan. Ia menyusul sang kakak, Liem Sioe Hie, yang sembilan tahun lebih dulu merantau ke Kudus, kota kecil di Jawa Tengah itu. Abangnya bekerja membantu perusahaan dagang kecil-kecilan milik pamannya, Liem Kiem Tjai.

Di Jawa, orang Fukien memang merupakan pendatang Cina paling besar. Menetap di kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur, mereka banyak yang berhasil sebagai pedagang.

Dunia dagang merupakan ilmu baru bagi Liem. Terlahir sebagai anak petani, ia hanya mengenal tanah dan cangkul untuk menuai hasil bumi. Namun di negeri baru ini ia harus mencari nafkah sebagai tukang atau pedagang karena perantau Cina sama sekali tidak diperbolehkan memiliki tanah. Ia pun membantu sang paman yang berdagang minyak kacang.

Selama dua tahun, Liem beradaptasi di Kudus. Selain belajar dagang dari pamannya, ia rajin mengikuti teman-temannya sesama orang Futsing menjajakan berbagai keperluan penduduk desa sekitar seperti kain batik, kain sarung, dan mori. Dalam perjalanan itu pula ia menjadi dekat dengan sejumlah Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Kala itu Kudus memiliki banyak pabrik rokok kretek, ada sekitar 150 lebih. Merek rokok pun bermacam-macam, di antaranya Garbis, Teboe, Goenoeng, Norojono, Bal Tiga, dan lain sebagainya.

Setelah kemerdekaan, Liem melihat peluang besar saat pabrik kretek mengalami krisis stok cengkeh. Kedekatannya dengan TNI memudahkannya menyelundupkan cengkeh dari daerah Maluku, Sumatera, dan Sulawesi Utara--lewat Singapura--dibawa ke Jawa melalui jalur-jalur strategis ke Kudus.

Dari perdagangan cengkeh inilah, Liem mulai mengeruk banyak keuntungan yang kemudian menjadi modal bagi cikal bakal perusahaan-perusahaannya yang lain.

Di bawah bendera perusahaan Grup Salim, Liem yang memiliki nama lain Sudono Salim pernah menjadi orang terkaya di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kepemilikannya di Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, dan peritel Indomaret.

MUNAWWAROH

Berita Terkait:
Mengapa "Om Liem" Pilih Nama Sudono Salim
Jadi Legenda, Sudono Salim Jaya di Era Soeharto
Sudono Salim Sukses di Era Soeharto
Sudono Salim Orang Ke-25 Terkaya versi Forbes 2004
Sudono Salim, dari Penyalur Cengkeh Sampai Bos BCA
Sudono Salim di Mata Bekas Karyawannya
BCA Bawa Sudono Salim Jadi 12 Bankir Terkaya Dunia

Berita terkait

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

9 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

5 Maret 2024

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

5 Maret 2024

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

5 Maret 2024

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.

Baca Selengkapnya

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

26 Agustus 2023

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

Arist Merdeka Sirait meninggal dalam usia 63 tahun pada pukul 08.30 WIB di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

10 Juli 2023

Profil Luis Suarez, Legenda Barcelona dan Inter Milan yang Meninggal dalam Usia 88 Tahun

Luis Suarez merupakan pesepak bola yang aktif di era 50 hingga 70-an dan pernah menyabet Ballon d'Or, pernah memperkuat Barcelona dan Inter Milan.

Baca Selengkapnya