Kehidupan Malam Para Imigran

Reporter

Editor

Senin, 11 Juni 2012 15:23 WIB

Sebanyak 120 imigran gelap asal Iran, Irak dan Afganistan berkumpul di geladak kapal tangker HM Hermia yang sandar di Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Banten, Senin (9/4). ANTARA/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Cisarua -- Jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Jalanan di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang biasa macet mulai lengang. Suasana salah satu warung Internet di depan rumah makan Pondok Indah, Cisarua, itu justru riuh. Puluhan imigran sibuk di depan komputer. "Semua rental Internet di sini penuh pada malam hari," ujar Mustafa, pemuda 20 tahun asal Kabul, Afganistan, awal Mei lalu.

Sebagian besar imigran berstatus ilegal itu tidur pada siang hari, lalu begadang di warung Internet hingga pagi hari. Malam hari dipilih untuk menghindari razia petugas imigrasi. Mereka memanfaatkan jaringan Internet buat berkomunikasi dengan keluarga, baik di negara asal maupun yang telah berhasil ke Australia.

Di warung Internet ini pula para imigran sibuk mencari informasi buat menyeberang ke Australia. “Kami mencari ada kapal yang berangkat atau tidak,” kata Mustafa.

Di mata para imigran, tawaran yang disodorkan para penyelundup lebih nyata ketimbang status pengungsi yang diperoleh dari UNHCR. “Mereka merasa status pengungsi bukan jaminan bisa segera berangkat ke negara ketiga,” kata Dave Lumenta, dosen antropologi Universitas Indonesia, yang dua tahun lalu ikut meneliti kasus penyelundupan manusia ke Australia. Itu sebabnya para imigran yang berstatus pengungsi juga memburu informasi seputar kapal yang berangkat ke Australia. Tak aneh bila penyelundup seperti Hasan, bukan nama sebenarnya, mudah menjaring mangsa di Cisarua.

Di kawasan itu, Hasan membangun jejaringnya. Ia memiliki sejumlah mitra dari suku Hazara, di antaranya Muhammad Ali Jafari dan Mohammad Ali Cote. Ia juga merangkul penyelundup asal Iran, seperti Ali Bogor dan Mohammad Jawad.

Hasan berhasil memadukan karakter penyelundup Hazara dan Iran. Penyelundup Hazara, terutama yang dari Quetta, terkenal berpengalaman dan memiliki jaringan hingga ke agen lokal. Mereka tak lain warga Indonesia yang ikut membantu penyelundupan, terutama buat pengadaan kapal dan sebagai awak kapal.

Mereka menerapkan model pembayaran di belakang. ”Imigran bayar uang muka yang jumlahnya hanya cukup untuk beli persediaan makan dan pelampung di kapal,” ujar sumber Tempo yang dekat dengan jaringan Hasan tersebut. Uang baru bisa dicairkan bila imigran yang mereka berangkatkan berhasil ke Australia. Padahal biaya perahu sekaligus awak kapal bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Di sinilah kerja sama dengan penyelundup Iran menjadi penting. Imigran Iran datang dari kalangan ekonomi menengah-atas. Mereka bersedia membayar mahal dan mau merogoh duit di depan. ”Mereka diberangkatkan dalam satu perahu dengan imigran Hazara,” ucap sumber tadi. Uang dari imigran Iran inilah yang dipakai buat menambal biaya operasional mengarungi Samudra Hindia.

Ikuti laporan lengkap wajah sindikat penyelundup manusia di Majalah Tempo pekan ini.

TIM TEMPO

Berita terkait
Sindikat Penyelundup Manusia Beroperasi di Cisarua
Menelusuri Sindikat Manusia Perahu
Jalur Tikus Manusia Perahu Sampai ke Indonesia
17 Imigran Gelap Tertangkap di Kuta
Polisi Tangkap 51 Imigran Timur Tengah
Penanganan Kasus Imigran Gelap Dinilai Tebang Pilih



Berita terkait

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

18 Desember 2023

Polemik Pengungsi Rohingya di Indonesia, Berikut Negara yang Menolak Kedatangan Mereka

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh mulai menambah masalah. Beberapa negara telah melakukan penolakan terhadap mereka.

Baca Selengkapnya

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

26 Oktober 2023

Peringatan Terakhir Pakistan, Ratusan Ribu Pengungsi Afghanistan Harus Angkat Kaki

Keputusan itu diambil setelah warga Afghanistan diketahui terlibat dalam kejahatan, penyelundupan dan serangan terhadap pemerintah dan tentara.

Baca Selengkapnya

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

17 Agustus 2023

Jumlah Imigran Gelap yang ke Italia Naik Dua Kali Lipat

Italia mencatat ada 89.158 imigran gelap yang tiba di Negara Pizza itu periode Januari sampai Juli 2023 atau naik dua kali lipat

Baca Selengkapnya

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

23 Juli 2023

PM Giorgia Meloni Mencoba Bangun Aliansi untuk Mengatasi Imigran Gelap

Giorgio Meloni berusaha membentuk aliansi luas negara-negara untuk mengatasi imigran gelap dan memerangi perdagangan manusia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

1 April 2023

Malaysia Pulangkan 12.380 Migran Gelap, Kebanyakan dari Indonesia, Filipina, Myanmar

Malaysia akan memulangkan 12.380 warga negara asing karena melanggar aturan keimigrasian tahun ini.

Baca Selengkapnya

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

6 Maret 2023

Usir Imigran Ilegal Afrika, Presiden Tunisia Menolak Tuduhan Rasisme

Presiden Tunisia menolak tuduhan rasisme dan menunjukkan kemungkinan konsekuensi hukum bagi para pelaku serangan terhadap imigran ilegal.

Baca Selengkapnya

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

14 Desember 2022

PM Inggris Bakal Bertindak Keras terhadap Imigran Gelap: Cukup Sudah

Inggris berencana menggarap undang-undang baru untuk mencegah imigran yang melintasi Selat Inggris untuk tinggal di negara itu.

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas di Kontainer, Petugas Menemukan Tumpukan Mayat

Petugas menemukan "tumpukan mayat" 46 imigran gelap dan tidak ada tanda-tanda air di dalam truk, yang ditinggalkan di sebelah rel kereta api

Baca Selengkapnya

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

28 Juni 2022

46 Imigran Gelap Tewas dalam Kontainer di AS, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong

Kasus kematian 46 imigran gelap dalam kontainer di San Antonio, terungkap setelah seorang saksi men dengar ada suara teriakan minta tolong.

Baca Selengkapnya

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

28 Januari 2022

50 TKI Ilegal Indonesia Ditangkap Polisi Begitu Mendarat di Selangor

Polisi Malaysia menangkap 50 orang imigran gelap asal Indonesia ketika mendarat di pesisir Bagan Pasir, Selangor.

Baca Selengkapnya