Sukhoi Menabrak Setelah Menembus Kumulonimbus

Reporter

Editor

Senin, 14 Mei 2012 07:08 WIB

Helikopter Super Puma melintas di atas Gunung Pangranggo untuk melakukan evakuasi di Gunung Salak, Jawa Barat, Sabtu (12/05). Tim gabungan Pencari dan Penyelamat (Search and Rescue/SAR) hari ini melakukan evakuasi jenazah korban-korban kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 yang jatuh pada hari Rabu tanggal 9 Mei 2012. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta -- Penyebab kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 masih menjadi teka-teki. Namun, data menunjukkan pesawat menabrak lereng Gunung Salak setelah menembus awan tebal kumulonimbus.

Hal itu terungkap dari laporan utama majalah Tempo edisi 14 Mei 2012 yang berjudul "Setelah Menembus Awan Kumulonimbus". Pucuk Gunung Salak, yang terlihat biru pada hari cerah, Rabu siang itu tak terlihat sama sekali dari pusat kota. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional bahkan melaporkan awan menutup total puncak gunung. "Pukul 14.33 itu cuaca di sana sangat buruk," kata juru bicara lembaga itu, Elly Kuntjahyowati.

Pada Rabu siang itu, di atas gunung terbentang awan kumulonimbus sepanjang lima kilometer dan setinggi delapan kilometer. Awan supertebal yang menandai bakal turun hujan dan petir ini melayang 6.000 kaki di atas permukaan laut.

Profesor Riset Astronomi Astrofisika, Thomas Djamaluddin, mengatakan berdasarkan Data Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) sekitar waktu kejadian awan di sekitar Gunung Salak tampak sangat tebal dengan tingkat kerapatan lebih dari 70 persen. Ketinggian awan kumulonimbus ini bahkan menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki.

Kondisi cuaca inilah yang membedakan penerbangan pertama Superjet dengan penerbangan berikutnya. Selain menambah jarak tempuh, pada penerbangan kedua, cuaca terlalu ekstrem. "Pada penerbangan pertama tak ada manuver dan cuaca cerah," kata Sunaryo, konsultan PT Trimarga Rekatama, perusahaan rekanan Sukhoi di Indonesia.

Pilot Sukhoi Alexandr Yablonstev diduga menurunkan pesawat untuk menghindari awan tebal itu. Ia masuk ke bawah awan, lalu naik menghindari tebing. Nahas. Pesawat tak terkendali dan menumbuk tebing yang menganga di depannya. Dar! Superjet itu menghantamnya tanpa sempat berbelok. (Baca juga: Sukhoi Superjet Sempat Memutari Gunung Salak)

Mulya Budi Deputi Senior General Manager Air Traffic Control Soekarno-Hatta, menolak membeberkan detail percakapan Yablonstev ataupun kopilotnya dengan menara pengatur lalu lintas udara di Cengkareng. Percakapan itu penting karena Gunung Salak berada di luar training area, yang mengharuskan pilot melaporkan apa pun tindakannya di langit.


Seperti umumnya penerbangan promosi, penerbangan siang itu seharusnya dibuat senyaman mungkin bagi para calon pembeli yang menumpang. Karena itu, agar pesawat tetap terkendali ketika bermanuver untuk menunjukkan kehebatannya, pilot akan menerbangkannya hanya di wilayah yang aman. "Namanya juga joy flight, penerbangan gembira," kata I Gusti Ketut Susila, Presiden Indonesia Air Traffic Controllers Association.

Petugas lalu lintas udara Cengkareng tak mengabarkan ada kumulonimbus karena radar di menara kendali itu bukan pemantau cuaca. Karena itu, kondisi lapangan, kata Susila, sepenuhnya menjadi tanggung jawab pilot. "Petugas akan memperingatkan ada halangan, berikutnya perlu dihindari atau bisa dilalui setelah mendapat laporan pilot," ujarnya.

Sunaryo memastikan pengecekan peta dan kontur jalur sudah dilakukan pilot sebelum terbang. Ketinggian Gunung Salak dan peringatan cuaca buruk sudah dihitung Yablonstev saat masih di Halim. Dengan bobot terbang 45 ton, pesawat ini didesain masih bisa dikendalikan dalam cuaca buruk.

Menurut Chappy Hakim, pilihan lazim para pilot jika menghadapi dinding awan tebal adalah menghindar dengan naik ke atasnya. "Kenapa dia turun, jawabannya terekam di kotak hitam," kata Chappy, yang punya pengalaman 8.000 jam terbang. Analisis kotak hitam memakan waktu bulanan, bahkan tahunan.

BAGJA HIDAYAT | PRAMONO | AYU CIPTA | ANGGA SUKMA | RINA WIDIASTUTI |ANWAR SISWADI



Berita Terpopuler Lainnya:
Sukhoi Superjet Sempat Memutari Gunung Salak
ATC Membantah Terbang di Indonesia Seperti Neraka
Sukhoi Jatuh, Kesalahan Pilot?
Jibaku Eko Mencari Sukhoi
Chappy: ATC Indonesia Sudah Ketinggalan
Perempuan Cantik dan Perempuan Tua di Gunung Salak


-


Advertising
Advertising

Berita terkait

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

6 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

18 hari lalu

KNKT Investigasi Penyebab Kecelakaan di Km 58 Tol Jakarta-Cikampek, Ini Tugas Investigator KNKT

KNKT memiliki investigator dan sekretariat untuk membantu proses investigasi kecelakaan di Indonesia, termasuk di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru akan Sita Kotak Hitam LATAM Boeing 787

50 hari lalu

Selandia Baru akan Sita Kotak Hitam LATAM Boeing 787

Komisi Investigasi Kecelakaan Transportasi Selandia Baru (TAIC) akan menyita kotak hitam penerbangan LATAM Airlines Boeing 787.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

53 hari lalu

Kronologi Pilot dan Kopilot Batik Air ID-6723 Ketiduran, Sempat Sarapan Mie Instan Sebelum Terbang

KNKT menjelaskan kronologi pilot-kopilot Maskapai Batik Air tertidur saat terbangkan pesawat dari Kendari ke Jakarta. Ada 153 penumpang dalam pesawat.

Baca Selengkapnya

MH370 Hilang Tanpa Jejak, Berikut Fakta-fakta Menarik di Balik Peristiwa Tragis Itu

55 hari lalu

MH370 Hilang Tanpa Jejak, Berikut Fakta-fakta Menarik di Balik Peristiwa Tragis Itu

Pesawat MH370 hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Cina. Sepuluh tahun berlalu, jejaknya masih misterius.

Baca Selengkapnya

10 Tahun Misteri Hilangnya Pesawat MH370, Malaysia Akan Cari Lagi

59 hari lalu

10 Tahun Misteri Hilangnya Pesawat MH370, Malaysia Akan Cari Lagi

Pemerintah Malaysia mendorong pencarian baru atas pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH370 yang hilang misterius 10 tahun lalu

Baca Selengkapnya

Bawa 12 Penumpang, Pesawat Smart Air PK-SNJ Kecelakaan di Bandara Aminggaru Papua

5 Februari 2024

Bawa 12 Penumpang, Pesawat Smart Air PK-SNJ Kecelakaan di Bandara Aminggaru Papua

Pesawat Smart Air PK-SNJ mengalami kecelakaan di Bandara Aminggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah

Baca Selengkapnya

Pesawat Sewaan yang Angkut Pengusaha Rusia Jatuh di Afghanistan, Dua Tewas

22 Januari 2024

Pesawat Sewaan yang Angkut Pengusaha Rusia Jatuh di Afghanistan, Dua Tewas

Enam warga Rusia yang naik pesawat carter dari Thailand, jatuh di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Pesawat Sewaan Rusia Berisi 6 Penumpang Hilang di Afghanistan

21 Januari 2024

Pesawat Sewaan Rusia Berisi 6 Penumpang Hilang di Afghanistan

Sebuah pesawat sewaan teregistrasi Rusia dengan enam orang di dalamnya menghilang dari layar radar di Afghanistan.

Baca Selengkapnya

Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang

17 Januari 2024

Pesawat Korean Air dan Cathay Pacific Bertabrakan Sayap di Bandara Jepang

Pesawat Korean Air menabrak pesawat Cathay Pacific yang kosong saat sedang meluncur di bandara Jepang yang dilanda salju. Sayap pesawat Korean Air rusak.

Baca Selengkapnya