USAID Bantu Dana US$ 40 Juta Atasi Pembalakan Liar

Reporter

Editor

Senin, 30 April 2012 15:47 WIB

ANTARA/Untung Setiawan

TEMPO.CO, Ketapang - United States Agency for International Development (USAID) mengucurkan dana sebesar US$ 40 Juta untuk mengurangi penebangan hutan di Indonesia. Di Kalimantan Barat, program ini dilakukan terhadap 4 juta hektare yang meliputi lima kabupaten.

Glen Andres, Direktur USAID, mengatakan penebangan hutan dapat mempengaruhi mata pencaharian masyarakat di sekitar lokasi. "USAID berkomitmen untuk bermitra dengan pemerintah daerah dalam membantu Indonesia mengelola sumber daya alam yang sangat berharga," kata dia, Senin, 30 April 2012.

Selain dengan pemerintah daerah, USAID juga bekerja sama dengan perusahaan penebangan kayu di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Tujuannya dapat mencegah penggundulan hutan dan mengurangi konsekuensi pemanasan global.

Glen mengatakan program USAID IFACS tersebut ditekankan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan untuk memanfaatkan hasil hutan non-kayu. Sebab masyarakat sekitar hutan merupakan komunitas yang paling merasakan imbas dari penebangan hutan dalam bentuk pemanfaatan hasil hutan serta efeknya dari sisi ekologi.

Program senilai US$ 40 juta tersebut merupakan prakarsa Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia untuk program lingkungan hidup di bawah kemitraan komprehensif AS-Indonesia. "Program ini juga ditujukan untuk membantu pemerintah pusat dalam meningkatkan keahlian pemerintah daerah, masyarakat madani, serta sektor swasta dalam bidang konservasi serta pengelolaan sumber daya hutan, keanekaragaman hayati, serta jasa ekosistem," katanya.

USAID IFACS dan tujuh perusahaan penebangan kayu juga menandatangani nota kesepakatan. Isinya soal manajemen konsesi penebangan hutan serta mengurangi dampak terhadap hutan lokal. Di Kalimantan Barat, nota kesepakatan dengan pemerintah daerah dilakukan dengan pemerintah daerah Kabupaten Ketapang, Melawi, Kayong Utara, Sintang, dan Sekadau.

Bupati Sintang, Milton Crosby, mewakili kepala-kepala daerah yang tidak hadir, menyatakan proyek USAID IFACS dapat dijadikan landasan untuk mengelolaan hutan lestari di Kalbar. "Penataan ruang harus berwawasan lingkungan. Sumber daya Kalbar dengan potensi perkebunan kelapa sawit dan pertambangan harus juga memperhatikan kelestarian alam," katanya.

Kata Milton, pemangku kepentingan juga harus paham dengan kerja sama ini, masyarakat juga harus dilibatkan dalam pengelolaan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi rakyat. "Ada pohon kehidupan di sekitarnya. Contohnya karet," katanya.

Bantuan teknis untuk pemberdayaan masyarakat juga sangat penting, termasuk menyekolahkan anak-anak di sekitar wilayah program. Tujuannya, kata Milton, agar masyarakat memiliki pemahaman yang tinggi dalam hal pelestarian alam dan juga teknologi untuk membantu meningkatkan sumber daya manusia.

ASEANTY PAHLEVI

Berita terkait

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.

Baca Selengkapnya

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.

Baca Selengkapnya

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

25 Maret 2017

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Kementrian LHK menyerahkan konsesi PT Lestari Unggul Makmur seluas 10.390 ha ke warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Baca Selengkapnya

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

25 Maret 2017

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

Konsep ini diyakini bisa menekan konflik lahan di daerah itu.

Baca Selengkapnya

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

25 Maret 2017

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi.

Baca Selengkapnya