Fitra: Inafis Hamburkan Uang Negara Rp 45,2 Miliar

Reporter

Editor

Selasa, 24 April 2012 23:37 WIB

Petugas menunjukan kartu Identifikasi Inafis saat peluncuran di Polres Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (17/4). ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta- Koordinator Advokasi dan Investigasi Forum Indonesiauntuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi meminta Markas Besar Kepolisian RI segera menghentikan proyek pengadaan kartu IndonesiaAutomaticFingerPrintIdentificationCenter(Inafis). "Program Inafis ini bukan kebutuhan masyarakat," ujar Uchok di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 24 April 2012.

Menurut Uchok tidak ada urgensi pembuatan kartu Inafis ini. Apalagi saat ini pemerintah telah melaksanakan pembuatan KTP elektronik yang menjadi identitas tunggal masyarakat. Jika Inafis tetap dilaksanakan dinilai hanya akan menjadi proyek buat pejabat polisi untuk menambah penghasilan saja. "Program Inafis ini bukan kebutuhan masyarakat, tapi program ini hanya menghabiskan uang pajak rakyat saja."

Kejanggalan pembuatan Inafis kata Uchok juga akan muncul setelah masa sosialisasi berakhir. Pada saat itu publik harus diminta membeli kartu ini. Hal ini berpotensi menjadi ladang bisnis baru bagi pejabat polisi. "Apakah polisi sudah mulai menjadi institusi bisnis," ujar dia.

Menurut Uchok berdasarkan data yang dimiliki Fitra, proyek Inafis ini telah menguras anggaran yang besar dari APBN 2012. Sayangnya anggaran ini terkesan ditutupi. Alokasi anggaran Inafis tahun 2012 diperkirakan sebesar Rp 46,1 miliar. Sedangkan alokasi anggaran yang ditenderkan atau harga perkiraan sementara (HPS) sebesar Rp 45,2 miliar.

Anggaran Rp 45,2 miliar ini kata Uchok dialokasikan untuk pengadaan peralatan penerbitan Inafis card dan Inafis card client beserta bahan baku Inafis card sebesar senilai Rp 41,9 miliar. Lalu diikuti pengadaan barang pakai habis bahan pendukung penerbitan Inafis sebesar Rp 1,2 miliar dan jasa sewa jaringan V-SAT IP Inafis mobile sebesar Rp 2 miliar.

Untuk efisiensi anggaran kata Uchok seharusnya anggaran ini segera dibatalkan. Kalau hanya untuk identitas, cukup hanya melalui E KTP saja. "Program ini sangat merugikan keuangan negara yang berasal dari pajak rakyat." Uchok berharap, Komisi Hukum DPR sebagai mitra kepolisian segera mendesak penghentian program ini.

Program Inafis ini kini telah diluncurkan secara resmi oleh Mabes Polri. Pembuatannya pun sudah dimulai di dua lokasi. Polri juga mengklaim program ini sudah sesuai mekanisme dan diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara.

IRA GUSLINA SUFA

Berita terkait

Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Rampung Tahun Ini

2 menit lalu

Airlangga Targetkan 41 Proyek Strategis Nasional Rampung Tahun Ini

Airlangga targetkan 41 PSN selesai 2024. Pengadaan lahan masih jadi kendala

Baca Selengkapnya

2 Legenda Barcelona yang Juga Pemilik Como 1907

3 menit lalu

2 Legenda Barcelona yang Juga Pemilik Como 1907

Tak hanya dimiliki Hartono bersaudara, Como 1907 juga dimiliki dua legenda Barcelona.

Baca Selengkapnya

SBMI Somasi Kementerian Perhubungan terkait Pekerja Migran di Kapal Niaga dan Perikanan

5 menit lalu

SBMI Somasi Kementerian Perhubungan terkait Pekerja Migran di Kapal Niaga dan Perikanan

Serikat Buruh Migran Indonesia atau SBMI somasi Kementerian Perhubungan terkait perlindungan pekerja migran di kapal niaga dan perikanan.

Baca Selengkapnya

Dua Calon Jemaah Haji Jawa Tengah Alami Demensia, Pemberangkatan ke Tanah Suci Ditunda

6 menit lalu

Dua Calon Jemaah Haji Jawa Tengah Alami Demensia, Pemberangkatan ke Tanah Suci Ditunda

Dengan dua calon jemaah haji yang dipulangkan, kursi kosong penerbangan akan digantikan dengan calon jemaah haji cadangan.

Baca Selengkapnya

Mantan Buruh Pabrik Berharap Anaknya Lolos UTBK dan Dapat UKT Murah

6 menit lalu

Mantan Buruh Pabrik Berharap Anaknya Lolos UTBK dan Dapat UKT Murah

Santrianti mengantarkan anaknya Sandy ke lokasi UTBK sebagai bentuk dukungan sekaligus menghemat biaya pengeluaran transportasi.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Menjadi Kunci Kecepatan Jasa Raharja Salurkan Santunan Korban Laka Bus Ciater

15 menit lalu

Kolaborasi Menjadi Kunci Kecepatan Jasa Raharja Salurkan Santunan Korban Laka Bus Ciater

Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan A. Purwantono, menyerahkan santunan kepada 11 ahli waris korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus pariwisata di Desa Palasari, Kecamatan Ciater.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

17 menit lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

25 menit lalu

Peneliti BRIN Sebut Awan Lindungi Indonesia dari Gelombang Panas, Bagaimana Mekanismenya?

Indonesia relatif terlindungi dari heatwave mayoritas areanya adalah laut dan terdiri dari banyak pulau. Awan juga mengurangi dampak paparan surya.

Baca Selengkapnya

Cerita Alexander Marwata Ihwal Komunikasi Nurul Ghufron dengan Sekjen Kementan Soal Mutasi ASN

28 menit lalu

Cerita Alexander Marwata Ihwal Komunikasi Nurul Ghufron dengan Sekjen Kementan Soal Mutasi ASN

Alexander Marwata menjelaskan awal mula Nurul Ghufron meminta no kontak pejabat Kementan soal mutasi ASN.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

30 menit lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya