TEMPO Interaktif, Jakarta: Puluhan demonstran yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Anti-LSM Busuk mendemo kantor Kontras di Jalan Cisadane, Jakarta Pusat, Jumat (20/2), sekitar pukul 11.30 WIB. Mereka menggunakan dua bus Metromini. Mereka menyatakan menolak campur tangan pihak asing untuk penyelesaian berbagai persoalan yang menurut mereka dilakukan beberapa LSM, yang menjadi kepanjangan tangan dari pihak asing tersebut. Dalam unjuk rasa di bawah hujan rintik-rintik, para demonstran mendesak agar aktivis LSM busuk ditangkap dan diadili. Mereka juga menginginkan adanya proses hukum terhadap antek-antek asing yang telah merugikan negara dan bangsa. Selain itu, mereka meminta praktek-praktek terselubung yang mengatasnamakan keadilan dan HAM dihentikan. "Tidak perlu ada kepentingan asing untuk menyelesaikan masalah di Indonesia. Kami menolak campur tangan pihak asing untuk penyelesaian persoalan di bumi pertiwi ini," kata seorang demonstran yang tidak bersedia disebutkan namanya. Pernyataan itu disambut sorakan dari beberapa demonstran "tolak LSM-LSM busuk yang jadi antek-antek asing."Kepala Bidang Operasional Kontras, Mufti Makarim A. mengatakan, demo semacam ini merupakan wacana yang dilontarkan pihak tertentu. Namun, dirinya mempertanyakan konteks dari demo tersebut. "Kalau politisi busuk konteksnya jelas. Karena akan menghadapi pemilu. Tetapi tiba-tiba muncul LSM busuk, konteksnya apa," kata Mufti sambil mengatakan dirinya mengajak para demonstran itu untuk berdialog tetapi mereka menolak. Mufti juga mempertanyakan kategori yang digunakan para demonstran untuk menyebut sebuah LSM busuk. "Mereka harus mempunyai penilaian-penilaian yang konkret dong," ujar Mufti. Dirinya juga tidak mengerti di mana korelasi antara orang-orang yang menjadi korban dengan pernyataan sebagai antek-antek asing.Mufti mengatakan, demonstrasi yang berlangsung hari ini sama dengan yang berlangsung 30 Januari 2004. Demonstran yang mengatasnamakan Aliansi Anti-LSM Busuk ini tidak hanya berunjuk rasa di Kontras. Mereka juga berunjuk rasa di PBHI. Sunariyah - Tempo News Room
Berita terkait
Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres
6 menit lalu
Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres
Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.
Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi
33 menit lalu
Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi
Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.