TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch menduga terjadi anggaran ganda dalam pengadaan enam Sukhoi 30-MK2 buatan Rusia. "Diduga ada double anggaran," kata Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch Adnan Topan Husodo (ICW) setelah acara konferensi pers di Jakarta Pusat Selasa 27 Maret 2012.
Pemerintah, menurut ICW, telah menganggarkan simulator Sukhoi pada sumber anggaran yang berbeda serta harga yang berbeda. Untuk sumber dari APBN-P pemerintah menganggarkan RP 376.270.050.00, sedangkan untuk sumber sumber dari alokasi state credit Rusia berjumlah US$ 45 Ribu. "Kok jumlahnya beda," katanya.
Selain itu kejanggalan lainnya adalah pada sumber APBN-P disebutkan anggaran total sebesar Rp 237,5 miliar untuk lima mesin Sukhoi SU 27/37 (US$ 5 juta per satuan). "Padahal Menhan bilang US$ 470 juta sudah termasuk pembelian Sukhoi dan 12 unit engine Sukhoi (sekitar 6,48 juta per satuan engine)," katanya.
"Di APBNP harganya US$5 juta, di sumber lainnya US$ 6,48, padahal setahu kami dari informasi media-media luar paling mahal harganya US$ 3,5," tambahnya.
ICW yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Reformasi Sektor Keamanan meminta pemerintah untuk transparan dan menjelaskan secara lengkap agar tudingan itu dapat dibuktikan benar atau tidaknya. "Pemerintah mengesankan kita tidak tahu apa-apa. Pemerintah keliru," kata Adnan.
Selain mengeluhkan tentang gandanya alokasi pembiayaan. ICW juga mengkritisi pembelian external store Sukhoi 27/30 dari APBNP. "Apakah tidak seharusnya external store sudah masuk paket," katanya. "Apakah buat cadangan Sukhoi yang baru, atau Sukhoi yang lama belum dilengkapi ini."
Sebelumnya sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Reformasi Sektor Keamanan melaporkan dugaan Penggelembungan anggaran ke KPK.
Alasannya, pengadaan pesawat canggih ini diduga bermasalah. Harga pesawat yang mencapai US $ 54,8 juta diduga digelembungkan. Padahal pada pengadaan pertama 2003 harga pesawat ini hanya US $ 41,5 juta. Sedangkan pada pengadaan tahun 2006 hanya seharga US $ 45,5 juta.
Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin pada rapat kemarin mempersilakan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan melakukan pra audit pengadaan enam unit pesawat tempur Sukhoi SU-30MK2.
ANANDA PUTRI
Berita terkait
Apa Itu Alutsista yang Disebut Anies 11x, Prabowo 10x, dan Ganjar 5x di Debat Capres?
8 Januari 2024
Alutsista menjadi kata yang sering diucapkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan dalam debat capres Pemilu 2024 di Istora Senayan pada Ahad, 7 Januari.
Baca SelengkapnyaSETARA Institute Sesalkan Isu Krusial Reformasi TNI hingga Papua Tak Disinggung di Debat Capres
8 Januari 2024
Salah satu isu krusial yang tak dibahas, perluasan penempatan TNI pada jabatan sipil, terutama jabatan sipil di luar ketentuan Pasal 47 ayat 2 UU TNI
Baca SelengkapnyaGanjar Senggol Isu Alutsista Menjelang Debat Capres, Apa yang Termasuk Alat Utama Sistem Senjata?
6 Januari 2024
Menjelang debat capres kedua, Ganjar Pranowo menyoroti isu-isu penting seperti alat utama sistem senjata atau alutsista.
Baca Selengkapnya4 Fakta Ihwal Anggaran Belanja Alutsista 2024 yang Tembus Rp 386 Triliun
12 Desember 2023
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyebut beberapa alutsista udara menjadi prioritas belanja Kementerian Pertahanan di anggaran 2024.
Baca SelengkapnyaPeringkat Militer Dunia: Kekuatan Militer Indonesia Urutan Ke-13
27 Juli 2023
Kekuatan militer Indonesia yang meliputi personel, alutsista, dan Industri pertahanan via PT Pindad berada di urutan ke-13 di Dunia.
Baca SelengkapnyaWiranto Kagumi Pesawat Nir-awak Drone CH4
12 September 2019
Drone CH4 masuk dalam pengadaan pada rencana strategis (Renstra) TNI Tahap II.
Baca SelengkapnyaTambah Alutsista, TNI Terima Sembilan Pesawat Baru dari PT DI
10 Januari 2018
TNI juga memesan sembilan alutsista lainnya yakni pesawat Cassa NC-212i, tujuh helikopter Caracal, enam helikopter serang, empat pesawat AKS Peter.
Baca SelengkapnyaTNI Dapat Alutsista Baru, Heli Serang dan Heli Anti Kapal Selam
9 Januari 2018
TNI mendapat alutsista baru berupa 3 heli serang, 2 unit heli anti kapal selam, dan satu unit pesawat CN235 MPA. Alutsista ini buatan PT DI.
Baca SelengkapnyaTNI AD Diminta Perkuat Alutsista untuk Infanteri dan Kaveleri
21 Desember 2017
Ada beberapa aspek dalam penyediaan alutsista yang harus diperkuat TNI Angkatan Darat guna memenuhi Minimum Essential Force pada 2024.
Baca SelengkapnyaKetua MPR: PT Pindad Butuh Dukungan Politik
25 Oktober 2017
Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan harus ada dukungan politik untuk industri senjata PT Pindad. Sebisa mungkin TNI-Polri pakai produk Pindad.
Baca Selengkapnya