Keraton Yogya Siap Berpisah dengan Indonesia  

Reporter

Editor

Minggu, 25 Maret 2012 17:06 WIB

Warga Yogyakarta pendukung penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta menggelar apel siaga di Alun-Alun Pakualaman Yogyakarta, Minggu (25/3). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan warga pendukung penetapan dalam pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mengikuti apel akbar bertajuk "Apel Siaga Rakyat Yogyakarta Pro-Penetapan" di Alun-alun Sewandanan Puro Pakualaman, Ahad, 25 Maret 2012.

Dalam apel itu, warga yang mengenakan pakaian adat mengusung puluhan bendera berlambang Keraton Yogyakarta serta spanduk yang di antaranya berbunyi “Kami Siap Berpisah”. “Kalau memang rakyat Yogya maunya begitu (berpisah dari NKRI), mau tidak mau kita harus konsekuen (mendukung), toh kita juga mampu,” kata adik kandung Gubernur DIY Sultan HB X, GBPH Joyokusumo, kepada Tempo saat ikut hadir dalam acara itu. Adapun Sultan tak hadir dalam acara itu.

Menurut Joyo, jika Yogyakarta harus berdiri sendiri, hal itu bukan hal baru dalam sejarah. “Dulu, sebelum ada republik ini, Yogyakarta kan juga berdiri sendiri, jadi insya Allah beranilah,” kata dia.

Untuk berdiri sendiri, Joyokusumo melihat Yogyakarta juga punya kekayaan yang bisa diolah untuk menopang kehidupan masyarakatnya. Selain dari sektor pariwisata dan pendidikan, juga ada potensi tambang pasir besi di pesisir pantai Kulonprogo. Tapi rencana tambang pasir besi itu ditolak petani yang menempati wilayah itu.

Sementara itu, adik tiri Sultan yang juga bekas Ketua Partai Demokrat DIY, GBPH Prabukusumo, menyatakan tak ada masalah jika pemerintah Indonesia mencabut subsidi yang selama ini diberikan kepada Yogyakarta. “Itu konsekuensi jika memang harus berpisah dan kami melihat Yogyakarta cukup kuat untuk berdiri sendiri jika memang pemerintah pusat mengabaikan sejarah yang selama ini sudah terjadi,” kata Prabu, yang juga hadir pada acara itu.

Menurut dia, salah satu potensi yang dinilai bisa menghidupi Yogyakarta adalah jaringan kerja sama dengan luar negeri yang dibangun selama ini. “Dulu Yogyakarta yang membuka jalur hubungan dengan Jepang ke Indonesia, jadi kenapa mesti takut,” kata dia.

Menurut Prabu, potensi Yogyakarta memisahkan diri dari NKRI itu bisa terjadi menjelang detik-detik terakhir perkembangan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan yang sampai saat ini tak kunjung diselesaikan pemerintah pusat melalui DPR. Sementara itu, perpanjangan masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DI Yogyakarta sudah akan berakhir sekitar tujuh bulan lagi, yakni Oktober 2012.

Dalam acara itu, wakil Keraton Yogyakarta juga membagikan sepuluh bambu runcing untuk sepuluh perwakilan elemen pro-penetapan.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

9 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya