Pemerintah Tolak Tebusan Uang Bagi Sandera GAM

Reporter

Editor

Kamis, 29 Januari 2004 20:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Indonesia menolak keinginan sebagian kalangan masyarakat yang menawarkan bantuan penebusan dengan sejumlah uang atas sandera sipil yang ditawan Gerakan Aceh Merdeka.Hal tersebut dikhawatirkan dapat merugikan operasi militer yang sedang dijalankan pemerintah dalam penerapan status darurat militer di Aceh. Tetapi jika bantuan tersebut diberikan dalam batas kemanusiaan dan tidak merugikan kepentingan beberapa pihak, pemerintah mengizinkan hal itu. Demikian dikatakan oleh Sesmenko Polkam Sudi Silalahi, saat memberikan keterangan pers di kantornya, Kamis (29/1).Untuk perkara tebus-menebus itu, saya kurang sependapat. Karena itu bisa digunakan untuk membeli senjata atau perbuatan macam-macam yang lain. Kalau minta ke saya, sudah jelas saya katakan tidak, katanya.Pernyataan ini menanggapi adanya permintaan dari sebuah LSM nirlaba JCC (John Caine Center), yang meminta persetujuan pemerintah untuk dapat ikut membantu proses pembebasan sandera. Cara yang mereka tawarkan adalah dengan memberikan dana sejumlah US$ 1 juta, untuk diberikan langsung kepada anggota GAM. Dana tersebut kemudian ditukar dengan pembebasan seluruh sandera yang saat ini masih ditawan oleh pasukan GAM. Menurut Sudi, hingga saat ini belum ada permintaan dari GAM untuk meminta uang tebusan. Kalau pada kita belum pernah ada. Mungkin saya dengar selentingan-selentingan. Yang pasti, kita dikonfirmasi tidak terima dengan cara seperti itu, katanya.Mengenai usulan tebus-menebus tersebut, Sudi menjelaskan, bahwa hal tersebut mengandung risiko cukup tinggi. Selain tidak adanya pengawasan terhadap kegiatan tersebut, juga menyusahkan dan risiko utamanya berada pada para petugas di lapangan. Juga kekhawatiran akan penggunaan dana tersebut. Bisa saja digunakan untuk keperluan membeli senjata, menyebarkan propaganda untuk mendukung kegiatan GAM, dan lainnya. Pemerintah tidak bersedia memfasilitasi kegiatan seperti ini, tandasnya lagi.Sudi mengaku jika kegiatan pemberian uang tersebut akan sangat mendapatkan perhatian pemerintah dan masyarakat. Walaupun dia menyatakan belum mengetahui secara pasti apakah perbuatan tersebut dapat dikategorikan sebagai pelanggaran karena memberikan dukungan terhadap organisasi separatis. Kita lihat aturannya. Jelas bisa dikatakan begitu, ujarnya.Menurut Ketua JCC M. Najib S. Attamimi yang ditemui usai bertemu Sesmenko menyebutkan bahwa usulan ini datang dari JCC sendiri secara independen. Tidak ada permintaan dari GAM maupun dari RI. "Kita datang ke Polkam untuk memberitahu program independen ini agar tidak terjadi kesalahpahaman," tegasnya.Najib pun mengaku program ini belum disampaikannya kepada pihak GAM. Mengenai rencana realisasinya Najib menjawab, "Belum ada. Nanti akan kami kabari," jelasnya. D.A Candraningrum - Tempo News Room

Berita terkait

Piala Uber 2024: Ester Nurumi Tri Wardoyo Singgung Peran Greysia Polii Usai Bawa Indonesia ke Semifinal

52 detik lalu

Piala Uber 2024: Ester Nurumi Tri Wardoyo Singgung Peran Greysia Polii Usai Bawa Indonesia ke Semifinal

Ester Nurumi Tri Wardoyo sempat merasa tegang sebelum melakoni laga penentuan di perempat final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

5 menit lalu

Luhut Sebut Starlink Milik Elon Musk Diluncurkan di RI Dua Pekan Lagi, Akan Diumumkan di Bali

Menteri Luhut menyebutkan layanan internet berbasis satelit Starlink bakal diluncurkan dalam dua pekan ke depan atau pertengahan Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Festival Bahasa Ibu, Cara Kemendikbudristek Mengawetkan Bahasa Daerah

5 menit lalu

Festival Bahasa Ibu, Cara Kemendikbudristek Mengawetkan Bahasa Daerah

Kemendikbudristek menggelar festival bahasa ibu nasional. Berisi talenta penjaga bahasa etnis dari berbagai wilayah.

Baca Selengkapnya

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

15 menit lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

17 menit lalu

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

Sepanjang 2023, Telkom telah melaksanakan pemulihan lahan kritis di 4 provinsi.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

20 menit lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

23 menit lalu

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

Pelaku pembunuhan perempuan di Bandung yang mayatnya dimasukkan dalam koper membeli koper usai menghabisi nyawa korban.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

27 menit lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

PPP Klaim Suaranya di Papua Pegunungan Pindah ke PKB hingga Garuda

29 menit lalu

PPP Klaim Suaranya di Papua Pegunungan Pindah ke PKB hingga Garuda

PPP mengklaim perolehan suara partainya berpindah secara tidak sah ke PKB, Partai Garuda, dan PKN.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

37 menit lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya