TEMPO.CO, Medan - Meski masih berupa rencana, namun isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 1 April 2012 sudah berimbas pada kegiatan nelayan dan petani jagung di Sumatera Utara. Di Kabupaten Langkat, ribuan nelayan tradisional mulai menghentikan kegiatan melaut akibat harga solar tembus Rp 6.000 per liter. Padahal, pemerintah belum resmi menaikkan harga jualnya.
Presidium Nasional Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia Sumatera Utara Tajruddin Hasibuan mengatakan, meski harga BBM belum resmi naik, namun isu kenaikan harga minyak sudah berdampak buruk bagi nelayan. "Harga jual solar sudah tembus Rp 6.000 per liter meski pemerintah belum menaikkan harga minyak, " kata Tajruddin kepada Tempo, Senin, 12 Maret 2012.
Kondisi itu, menurut Tajruddin, kian parah karena solar sulit diperoleh akibat stasiun pengisian bahan bakar khusus untuk nelayan tak punya stok solar lagi sejak sepekan terakhir. Keadaan ini terjadi di Pulau Sembilan dan Pulau Kampai Langkat.
"Dengan kondisi seperti itu, banyak nelayan memutuskan berhenti melaut. Dengan harga solar Rp 6.000 per liter seperti sekarang ini, nelayan sudah kesulitan melaut. Apalagi jika pemerintah resmi mengumumkan harga kenaikan BBM 1 April 2012 mendatang?" kata Tajruddin.
Dia mengatakan, dengan harga beli solar yang melambung, nelayan harus mengeluarkan Rp 3 juta selama tujuh hari di laut, termasuk biaya makan. Dari total biaya pengeluaran itu, nelayan harus membeli 80 liter kebutuhan solar kapal tradisional dengan ukuran 5 gross ton untuk seminggu.
"Biaya untuk solar saja Rp 480 ribu di luar biaya makan. Padahal, sebelum rencana kenaikan minyak berhembus, harga beli solar rata-rata Rp 5.000 per liter. Dengan kondisi ini, nelayan sudah pasrah tak melaut lagi. Nelayan tradisional tak punya pilihan pekerjaan lain, kecuali mencari ikan," tutur Tajruddin.
Tak hanya nelayan saja yang terkena imbas isu kenaikan BBM. Ribuan petani jagung turut terimbas. Ketua Asosiasi Petani Jagung Nusantara Sumatera Utara Yusuf Pehulisa Sitepu menyatakan, rencana pemerintah menaikkan harga minyak turut mempengaruhi harga jual jagung dari petani ke pengecer.
"Isu kenaikan harga BBM membuat harga jual jagung produk petani Karo jatuh. Harga pekan ini di kisaran Rp 2.000 per kilogram. Sebelum isu kenaikan minyak berembus, harga masih di atas Rp 2.200 per kilogram," kata Yusuf Sitepu kepada Tempo.
Yusuf memperkirakan turunnya harga jual jagung akibat pedagang pengumpul sudah menghitung ongkos angkut dari ladang-ladang jagung ke kota akibat isu kenaikan bahan bakar. "Kami bicara kepada pedagang pengumpul. Mereka (pedagang pengumpul) menekan harga jagung kualitas terbaik dari Kabupaten Karo dari Rp 2.200 per kilogram menjadi Rp 2.000 per kilogram berdasarkan perhitungan harga BBM yang akan dinaikkan April mendatang," ujar Sitepu.
Kondisi itu, kata Yusuf kian diperparah dengan membanjirnya jagung impor dari India yang masuk ke Sumatera Utara. Harga jagung impor, kata Yusuf, di bawah Rp 1.600 per kilogram. "Ribuan petani jagung nusantara di Sumatera Utara akan berhenti menanam jika pemerintah tetap menaikkan harga minyak," kata Yusuf.
Di Sumatera Utara, Yusuf mengatakan, Kabupaten Karo merupakan sentra produksi jagung terbesar dengan kualitas jagung terbaik. Karo memiliki sekitar 5.000 hektare ladang jagung disusul Langkat sekitar 3.000 hektare dan Deli Serdang 2.000 hektare. Kepala Dinas Pertanian Sumatera Utara M. Roem belum bisa dikonfirmasi. Pesan singkat dan telepon Tempo belum dibalas Roem.
SAHAT SIMATUPANG
Berita terkait
Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup
12 Maret 2024
Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaKuba Bangkrut, Harga BBM Naik Hingga 500 Persen per 1 Februari
11 Januari 2024
Kuba di ambang krisis ekonomi yang parah. Harga BBN naik hingga lima kali lipat membuat warganya menjerit.
Baca SelengkapnyaBEM UGM Beri Gelar Jokowi Alumnus UGM Paling Memalukan, Berikut Deretan Kritik BEM Seluruh Indonesia
10 Desember 2023
BEM UGM memasang baliho bergambar Jokowi bertuliskan Alumnus UGM Paling Memalukan. Berikut deretan kritik dari BEM se Indonesia terhadap Jokowi.
Baca Selengkapnya50 Tahun Puan Maharani, Begini Perjalanan Karier Politik Anak Megawati
7 September 2023
Ketua DPR RI Puan Maharani berulang tahun ke-50, pada 6 September kemarin. Tahun lalu, ulang tahunnya jadi masalah karena dilaporkan ke MKD.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Prediksi Inflasi Pangan pada Semester Pertama 2023 Masih Tinggi: Perlu Dikendalikan
17 Januari 2023
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi inflasi pada paruh pertama tahun ini masih akan tinggi.
Baca SelengkapnyaKaleidoskop 2022: 11 Peristiwa Ekonomi, Sengkarut Kelangkaan Minyak Goreng hingga Impor Beras
30 Desember 2022
Berbagai peristiwa mewarnai perekonomian nasional tahun 2022, dari sengkarut minyak goreng, resesi global, kenaikan harga BBM hingga impor beras.
Baca SelengkapnyaDemo Sopir Truk Korea Selatan Picu Kelangkaan BBM
6 Desember 2022
Demo sopir truk Korea Selatan telah menyebabkan hampir 100 pompa bensin di seluruh negeri mengalami kelangkaan BBM
Baca SelengkapnyaDaftar Harga BBM Pertamina Terbaru Per Desember 2022 di 34 Provinsi
2 Desember 2022
Kenaikan harga BBM ini terjadi pada bahan bakar non-subsidi.
Baca SelengkapnyaMulai Hari Ini Hingga 7 Desember, Buruh Gelar Demo Besar-besaran Tolak Kenaikan UMP DKI Jakarta
1 Desember 2022
Sejumlah serikat buruh dan Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi besar-besaran sebagai bentuk penolakan kenaikan UMP DKI Jakarta 2023.
Baca SelengkapnyaSurvei Charta Politika, Kepuasan terhadap Jokowi 69,5 Persen
29 November 2022
Yunarto menyebut kepuasan terhadap Jokowi sempat ajlok ke angka 63,5 persen pada September 2022 akibat kenaikan harga BBM.
Baca Selengkapnya