TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita tua yang diduga ibu Hendi Suhartono, terdakwa kasus terorisme bom buku, mendadak histeris saat anaknya divonis selama 12 tahun penjara di Pengadilan Negeri Jakarta Barat. "Jangan tinggalkan Ibu," kata ibu Hendi sambil terisak di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin, 5 Maret 2012.
Majelis hakim memutuskan Hendi, anak buah Pepi Fernando, terbukti secara sah dan menyakinkan melakukan tindak pidana terorisme. "Majelis memutuskan hukuman 12 tahun penjara," kata Ketua Majelis Hakim Encep Yuliadi. (Baca:Divonis 18 Tahun Penjara, Pepi Fernando Senyum)
Sesaat setelah pembacaan putusan itulah, ibunda Hendi yang duduk di tempat duduk peserta sidang menangis histeris. Wanita yang mengenakan baju dan jilbab ungu ini menangis di barisan paling depan. Hendi tak sempat memeluk wanita itu karena langsung digiring satuan Brigadir Mobil yang mengawalnya. (Baca:Terdakwa Kasus Bom Buku Divonis 12 Tahun)
Hendi terbukti melanggar Pasal 15 juncto Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme. Putusan dari majelis hakim ini lebih ringan daripada tuntutan 15 tahun penjara dari jaksa penuntut umum.
Namun, majelis hakim menganggap Hendi sopan selama persidangan dan masih muda. Akan tetapi, Hendi dinilai memiliki peran besar dalam kasus bom buku. Hendi terbukti ikut serta merakit bom bersama Pepi Fernando dan kelompoknya. Hendi juga terbukti sebagai eksekutor yang meletakkan bom di Puspitek dan Gereja Christ Cathedral, Serpong, Tangerang, Banten.
Dalam peristiwa bom buku, Hendi, lulusan S1 UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, Fakultas Usluhuddin, Jurusan Filsafat, ini juga bertugas membuat kata pengantar pada buku-buku yang dikirimkan ke Ulil Absar Abdala, Ahmad Dhani, dan Gories Mere.
Hendi yang bekerja sebagai wiraswasta di percetakan sablon di Batu Tapak ini juga bertugas mengirimkan dua paket buku berisi bom ke kantor pos Bogor.
Pada 15 Maret 2011, Hendi memantau hasil kerjanya itu melalui televisi. Dia menyaksikan bom yang dikirim ke tempat Ulil Abshar Abdala meledak dan menimbulkan korban. Bom itu melukai tangan anggota polisi. Hendi juga memantau bom yang dikirim untuk Kepala Badan Narkotika Nasional, Gories Mere.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terkait
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015
30 Juni 2022
Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup
Baca SelengkapnyaPengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun
10 Februari 2022
Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang
Baca SelengkapnyaPrancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan
8 September 2021
Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.
Baca SelengkapnyaTeror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi
20 Juni 2017
Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.
Baca SelengkapnyaTeror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame
7 Juni 2017
Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah
Baca SelengkapnyaTeror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame
7 Juni 2017
Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.
Baca SelengkapnyaPengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya
12 Oktober 2016
Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.
Baca SelengkapnyaPrancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor
1 Agustus 2016
Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi
28 Juli 2016
Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.
Baca SelengkapnyaJK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil
16 Juli 2016
Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.
Baca Selengkapnya