Tiga Calon Guru Besar UPI Ketahuan Menyontek

Reporter

Editor

Jumat, 2 Maret 2012 17:54 WIB

TEMPO/Machfoed Gembong

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung membenarkan ada tiga dosen kepergok menyontek naskah untuk promosi menjadi guru besar. Meski begitu UPI tidak memecat ketiga dosen itu. Mereka hanya mendapat sanksi. "Pangkat dan jabatan diturunkan, juga menggugurkan kenaikan promosi guru besar mereka," kata Ketua Senat Akademik UPI, Syihabuddin, Jumat, 2 Maret 2012.

Sanksi tersebut diputuskan dalam sidang senat yang digelar di gedung University Center UPI.
Pihak kampus, kata Syihabuddin, merasa prihatin dan menyesalkan terjadinya kasus plagiarisme itu. "Yang bersangkutan masih bisa memberikan kuliah," kata dia.

UPI tak menjelaskan kronologi kasus penjiplakan, nama dosen, dan tingkat kesalahannya. Syihabuddin menolak menjelaskan. Begitu pula dengan Pembantu Rektor UPI, Idrus Effendi. Dia hanya membacakan hasil keputusan senat akademik.


Sebelumnya beredar surat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi bernomor 24/E/T/2012 tertanggal 4 Januari 2012. Isinya tentang kebijakan layanan kenaikan pangkat atau jabatan akademik dosen. Surat yang ditandatangani Dirjen Dikti Djoko Santoso itu ditujukan kepada pemimpin perguruan tinggi negeri dan koordinator perguruan tinggi swasta di Indonesia.

Surat itu juga memuat sejumlah peraturan tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menyatakan tidak akan melayani usulan kenaikan pangkat atau jabatan akademik dosen dari PTN atau Kopertis.

Kebijakan ini jika pimpinan PTN atau koordinator Kopertis yang tidak sungguh-sungguh atau belum menindaklanjuti permintaan Dirjen Dikti dalam surat Nomor 190/D/T/2011 tanggal 16 Februari 2011. Di lembar kedua, tercantum 21 perguruan tinggi negeri di Indonesia, seperti Universitas Hasanudin, Andalas, Universitas Indonesia, Brawijaya, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Pendidikan Indonesia.


Djoko Santoso belum bisa dihubungi karena sedang ke luar negeri. Adapun Koordinator Kopertis Wilayah Jawa Barat dan Banten Hakim Abdul Halim membenarkan surat itu resmi dari Dirjen Dikti. Namun isinya tak hanya peringatan soal adanya plagiat karya akademik untuk promosi guru besar dari sejumlah kampus, tapi menyangkut masalah administratif.

Khusus di wilayah Kopertis, kata Hakim, tidak ada kasus plagiat. "Pada kurun 2004-2009, tiap tahun ada 1-2 dosen yang terbukti plagiat, sekarang pengawasannya makin ketat," ujar dia.

Dari segi keilmuan, kata Hakim, plagiat tidak boleh terjadi. Namun masih ada dosen yang berusaha mengganti nama pembuat naskah ilmiah yang sudah dipublikasikan, atau mengambil tesis yang tidak dipublikasikan. Bisa juga, kata Hakim, terjadi otoplagiat, yaitu penulis menerbitkan lagi tulisan ilmiahnya di tempat lain.


ANWAR SISWADI

Berita terkait

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

7 hari lalu

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

8 hari lalu

Dosen Universitas Cambridge Jelaskan Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiahnya oleh Dosen ITPLN

Asisten profesor di University of Camridge Ilias Alami mengungkap dugaan tindakan plagiarisme oleh akademisi ITPLN.

Baca Selengkapnya

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

8 hari lalu

Dosen ITPLN Diduga Plagiat Artikel Ilmiah Milik Dosen di Cambridge, Kampus Lakukan Investigasi

Selain investigasi terhadap dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite agar kasus serupa tak terjadi di kemudian hari.

Baca Selengkapnya

KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

11 hari lalu

KIKA Minta Tim Pencari Fakta Unas Investigasi Dugaan Plagiarisme Kumba Digdowiseiso

Berdasarkan pencarian di Google Scholar, Kumba Digdowiseiso elah mempublikasikan 160 karya ilmiah di 2024.

Baca Selengkapnya

Jawaban Unair Atas Video Minta Maaf Korban Plagiarisme Safrina

28 hari lalu

Jawaban Unair Atas Video Minta Maaf Korban Plagiarisme Safrina

Video bersama antara Safrina dan korban plagiarisme yang dilakukannya, yang beredar pada 28 Maret 2024, banyak dipertanyakan. Ini klarifikasi Unair.

Baca Selengkapnya

Selain Safrina Unair, Ini Kasus-kasus Plagiat di Kampus yang Pernah Viral

29 hari lalu

Selain Safrina Unair, Ini Kasus-kasus Plagiat di Kampus yang Pernah Viral

Klarifikasi telah diperoleh, tuduhan tindakan plagiat terbukti, dan sanksi dari Unair telah dilayangkan.

Baca Selengkapnya

Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

32 hari lalu

Beberkan Penanganan Kasus Plagiat Safrina, FEB Unair: Ini Bukan Hal Baru

FEB Unair menyatakan telah bertindak proaktif dalam kasus plagiarisme atau penjiplakan tugas mata kuliah oleh mahasiswanya yang bernama Safrina.

Baca Selengkapnya

Safrina Mahasiswa Unair yang Viral di Medsos, Ini Sanksi Akademik yang Diterimanya

32 hari lalu

Safrina Mahasiswa Unair yang Viral di Medsos, Ini Sanksi Akademik yang Diterimanya

Safrina mahasiswa Unair viral di medsos karena plagiarisme tugas mata kuliah mingguan.

Baca Selengkapnya

Kata Chandra Liow soal Plagiarisme Provider yang Mengambil Konsepnya

30 Januari 2024

Kata Chandra Liow soal Plagiarisme Provider yang Mengambil Konsepnya

Berbicara soal plagiarisme, Youtuber Chandra Liow menjelaskan bahwa dalam proses pembuatan konten seharusnya tak boleh menggunakan konsep yang sama.

Baca Selengkapnya

Jelang Pemilu Korsel, 'Skandal Tas Dior' Ibu Negara Ancam Peluang Presiden Yoon

24 Januari 2024

Jelang Pemilu Korsel, 'Skandal Tas Dior' Ibu Negara Ancam Peluang Presiden Yoon

Rekaman kamera tersembunyi yang menunjukkan Ibu Negara menerima tas Dior sebagai hadiah mengancam peluang Presiden Yoon dan partainya dalam Pemilu.

Baca Selengkapnya