ISI Surakarta Kukuhkan Santosa Doellah Sebagai Empu Batik  

Reporter

Editor

Rabu, 29 Februari 2012 12:23 WIB

Santoso Doellah. TEMPO/Ukky Primartantyo

TEMPO.CO, Surakarta - Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, mengukuhkan Santosa Doellah sebagai empu batik dalam sidang senat terbuka, Rabu, 29 Februari 2012. Pemilik perusahaan batik Danarhadi itu dinilai telah memenuhi enam kriteria untuk diangkat menjadi empu.

Rektor ISI Surakarta Slamet Suparno mengatakan saat ini ISI membutuhkan tokoh batik yang dapat diandalkan. “Mulai tahun akademik sekarang ini, kami mulai membuka program studi batik,” katanya.

Menurut Slamet, Santosa Doellah telah memenuhi enam kriteria sehingga layak untuk dikukuhkan sebagai empu di ISI Surakarta. Kriteria yang digunakan adalah memiliki karya, kepakaran, reputasi, kemampuan manajemen, memiliki sarana dan prasarana, serta kemauan untuk menjadi pendidik.

Hingga saat ini, kata Slamet, sosok Santosa Doellah telah memiliki 300 karya batik. Kemampuan Doellah mengembangkan usaha Danarhadi merupakan bukti bahwa dia memiliki reputasi dan pengembangan manajemen yang baik.

Sedangkan perwakilan dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ravik Karsidi menyatakan Santosa Doellah telah berhasil melakukan transformasi yang revolutif terhadap batik. “Batik sebagai misteri keagungan pada kelompok sosial tinggi tertentu berubah menjadi produk industri yang dapat dinikmati,” ujarnya.

Menurut Ravik, pengangkatan seorang empu telah diatur dalam peraturan presiden mengenai kerangka kualifikasi nasional Indonesia. Empu merupakan kelompok ahli yang memiliki tingkat kompetisi dan integritas di bidang tertentu. “Setara dengan profesi spesialis atau doktor,” katanya.

Dalam upacara pengukuhan tersebut, Santosa Doellah menyampaikan pidato ilmiahnya yang berjudul Karya Cipta Batik, Pelestarian dan Pengembangannya. Dalam pidatonya itu, Santosa banyak bercerita tentang perkembangan batik, termasuk upaya yang dilakukan saat terjadi krisis persediaan bahan batik sekitar tahun 1980.

Santosa Doellah mendirikan perusahaan batik pada 1967. Sekitar 12 tahun lalu, dia juga mendirikan sebuah museum batik yang mengoleksi 10 ribu potong kain batik dari berbagai zaman. Beberapa koleksinya berusia lebih dari satu abad. Hingga saat ini, dia juga telah menulis dua buku tentang batik.

Pada saat ini, Doellah merupakan satu-satunya empu yang dimiliki oleh ISI Surakarta. Semula, perguruan tinggi tersebut mempunyai sejumlah empu, namun semuanya sudah wafat. Empu terakhir yang meninggal adalah Go Tik Swan, tokoh budaya yang lebih dikenal dengan nama Panembahan Hardjonagoro.

AHMAD RAFIQ



Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

11 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

13 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

16 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

41 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

43 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

6 Maret 2024

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya