TEMPO Interaktif, Jakarta: Indonesia mendesak AS untuk segera mencabut embargo militer. "Kita berharap ini segera mungkin dicairkan. Kita harus melihat ke depan," kata Direktur Amerika Utara dan Tengah Departemen Luar Negeri, Dino Patti Djalal, di Graha Niaga, Jumat (16/1). Menurut Dino, ada tiga komponen yang berhubungan dengan embargo Amerika. Masing-masing embargo dalam pendidikan militer, dalam persenjataan yang tidak membunuh seperti rompi, dan persenjataan yang membunuh. Embargo hanya pada persenjataan yang membunuh. Dalam kerjasama pendidikan militer dan persenjataan yang tidak membunuh seperti rompi, telah dibuka.Untuk membuka embargo ini, kata Dino, Amerika meminta akuntabilitas pemerintah dalam masalah Timor Timur. Padahal masalah Timor Timur sudah terkubur dan hubungan Indonesia dengan Timor-Timor sangat baik. "Mengapa Amerika masih sulit menormalisasikan hubungan militer, padahal Amerika sendiri tidak punya kepentingan banyak di Timor Timur," kata Dino.Menanggapi kasus Timika yang menyebabkan terbunuhnya warga negara Amerika, Dino menganggap bukan pengganjal normalisasi hubungan militer. Ia berharap masalah ini akan diselesaikan. "Ini masalah keadilan, HAM, dan penegakkan hukum, dan jangan lupa warga negara Indonesia juga ada yang tertembak," kata Dino. Ia tidak melihat masalah Timika menjadi pengganjal normalisasi hubungan militer.Sementara itu, pengamat militer Hasnan Habib menilai kasus Timika menghambat hubungan kedua negara. "Bagi Amerika, warga negaranya ada yang menjadi korban. Mereka tidak bisa terima," ujar Hasnan. Meskipun, kata Hasnan, TNI sendiri secara tidak resmi pernah menyatakan tidak terlibat penembakan warga AS. Muhamad Fasabeni - Tempo News Room
Berita terkait
Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini
3 menit lalu
Dewas KPK Beberkan Alasan Nurul Ghufron Tak Hadiri Sidang Etik Hari Ini
Dewas KPK menunda sidang etik dengan terlapor Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron karena ketidakhadirannya dengan alasan sedang menggugat ke PTUN