PPATK Apresiasi Nazar Dijerat Pasal Pencucian Uang

Reporter

Editor

Senin, 13 Februari 2012 19:26 WIB

kepala PPATK M Yusuf, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Azwar Abubakar,saat konpers bersama antara PPATK dan Kementerian PAN di Kantor Kementerian PAN Jakarta (8/2). TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengapresiasi langkah Komisi Pemberantasan Korupsi menjerat mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, dengan pasal pencucian uang pada kasus pembelian saham PT Garuda Indonesia.

"Dalam Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang, pembuktian lebih gampang," kata Kepala PPATK Muhammad Yusuf di Jakarta, Senin 13 Februari 2012. "Karena pihak penerima, pemberi, yang punya kontribusi semua bisa ditunjuk, semua bisa diproses tanpa pandang bulu."


Tak hanya Nazar atau perusahaannya, pihak Garuda Indonesia pun bisa dijerat dengan pasal pencucian uang jika terbukti sengaja membiarkan Nazaruddin membeli saham dari hasil uang korupsi.

Wakil Kepala PPATK, Agus Santoso mengatakan antara Undang-undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dengan UU TPPU memiliki perbedaan penting. Dalam UU Tipikor hanya pelaku korupsi yang bisa dijerat. Sedang UU TPPU bisa menjerat penerima sekaligus pihak yang menjadi fasilitator.

"Dengan menerapkan UU TPPU, maka mereka yang menikmati aliran dana hasil kejahatan itu akan terjerat juga, baik sebagai pelaku pasif maupun sebagai fasilitator," Agus menjelaskan.

Yusuf menjelaskan biasanya penyidik akan melihat dari sisi perusahaan. Pertanggungjawaban koorporasi dilihat dari aspek materil. Yaitu apakah benar saham itu dibeli atas nama perusahaan? Kedua apakah betul penjualan itu untuk perusahaan? Ketiga apakah betul orang tersebut memiliki jabatan?

"Kalau dia dari perusahaan X tapi bukan pengendali, bukan pengurus, dan tidak ada manfaat bagi perusahaan, tidak bisa. Nah siapa yang mewakili pembelian dari terdakwa? Apakah direktur utama? Direktur operasi? Tergantung dari anggaran rumah tangga perusahaan," kata Yusuf.

Parameter-parameter inilah yang akan digunakan oleh KPK untuk menjerat Nazaruddin jika menggunakan UU TPPU. Sebaliknya dari segi pembuktian unsur, juga mudah untuk mengecek pihak penerima. "Tidak perlu dia mengetahui secara utuh (aliran dananya). Apa yang dia terima, patut diduga, tindak pidana pencucian uang pasif," kata dia.

ARYANI KRISTANTI

Berita Terkait
Nazar Beli Saham Garuda dari Duit Wisma Atlet
Ada Dokumen Aksi Nazar Borong Saham Garuda
Kicauan Yulianis tetang Nazar dan Saham Garuda
Nazar Jadi Tersangka Pencucian Uang
Nazar Borong Saham Garuda Rp 300 Miliar
Nazar-Beli-Saham-Garuda-dari-Keuntungan-Proyek
Rosa Tak Tahu Nazar Borong Saham Garuda
Nazar 'Nyaris' Borong Saham Mandiri Rp 1 Triliun
Borong Saham Garuda, Nazar Bisa Dijerat Pencucian Uang
Petualangan Nazaruddin
Blakblakan Nasir: Nyawa pun Saya Kasih untuk Nazar

Berita terkait

Anas Urbaningrum Ungkap Alasannya Kembali Terjun ke Dunia Politik

15 Juli 2023

Anas Urbaningrum Ungkap Alasannya Kembali Terjun ke Dunia Politik

Anas Urbaningrum menyatakan kembali ke dunia politik karena ingin menjadi petugas publik.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Kembali Gaungkan Gantung di Monas, Begini Pernyataannya

15 Juli 2023

Anas Urbaningrum Kembali Gaungkan Gantung di Monas, Begini Pernyataannya

Anas Urbaningrum kembali sebut soal gantung di Monas. Tapi berbeda dari pernyataanya 11 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Akan Pimpin PKN, Gede Pasek Serahkan Posisi Ketua Umum Juli Mendatang

12 Mei 2023

Anas Urbaningrum Akan Pimpin PKN, Gede Pasek Serahkan Posisi Ketua Umum Juli Mendatang

Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika menyatakan akan menyerahkan jabatannya kepada Anas Urbaningrum pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya

Eksklusif Wawancara Tempo dengan Anas Urbaningrum (1)

10 April 2023

Eksklusif Wawancara Tempo dengan Anas Urbaningrum (1)

Tempo mendapat kesempatan berbincang dengan Anas Urbaningrum dari dalam Lapas Sukamiskin.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Akan Kunjungi Orang Tuanya di Blitar Usai Bebas dari Lapas Sukamiskin

7 April 2023

Anas Urbaningrum Akan Kunjungi Orang Tuanya di Blitar Usai Bebas dari Lapas Sukamiskin

Anas Urbaningrum akan langsung menuju orang tuanya di Blitar setelah dia bebas dari Lapas Sukamiskin.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Minta Dibebaskan dari Lapas Sukamiskin Sore Hari

1 April 2023

Anas Urbaningrum Minta Dibebaskan dari Lapas Sukamiskin Sore Hari

Anas Urbaningrum mengajukan permintaan agar dilepaskan dari Lapas Sukamiskin pada sore hari.

Baca Selengkapnya

Anas Urbaningrum Akan Bebas Dari Lapas Sukamiskin, HMI Berencana Gelar Road to Bandung

31 Maret 2023

Anas Urbaningrum Akan Bebas Dari Lapas Sukamiskin, HMI Berencana Gelar Road to Bandung

Sekitar 60 kader HMI akan menjemput Anas Urbaningrum di Bandung pada 10 April 2023.

Baca Selengkapnya

Selain Ferdy Sambo dan Istrinya, Inilah 4 Pasangan Pejabat yang Pernah Jadi Tersangka

20 Agustus 2022

Selain Ferdy Sambo dan Istrinya, Inilah 4 Pasangan Pejabat yang Pernah Jadi Tersangka

Tak hanya Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, berikut ini daftar pasangan pejabat yang menjadi tersangka sebuah tindak pidana.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat Targetkan 15 Persen Kursi DPR, Pengamat: Kelihatannya Berat

22 Mei 2022

Partai Demokrat Targetkan 15 Persen Kursi DPR, Pengamat: Kelihatannya Berat

Pengamat menilai Partai Demokrat masih akan menanggung beban kasus korupsi yang mendera kadernya pada Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Angelina Sondakh Jalani Cuti Mulai Hari Ini, Ditjenpas: Dia Minta Maaf

3 Maret 2022

Angelina Sondakh Jalani Cuti Mulai Hari Ini, Ditjenpas: Dia Minta Maaf

Angelina Sondakh meminta maaf atas perbuatan yang membuatnya harus mendekam di penjara selama 10 tahun.

Baca Selengkapnya