TEMPO.CO , Jayapura: Dewan Perwakilan Rakyat Papua mendesak kepolisian menuntaskan kasus penembakan di Areal PT Freeport Indonesia yang menewaskan seorang anggota Satuan Tugas Gabungan Detasemen B Brigade Mobil Daerah Papua, Brigadir Satu Ronald Sopamena.
Sopamena tewas dalam baku tembak dengan kelompok bersenjata di tanggul Timur, sekitar Kali Kopi, Areal PT Freeport Indonesia, Timika, Selasa, 7 Februari 2012, sekitar pukul 08.15 WIT. “Polisi harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan kasus ini. Sudah banyak yang tewas di Timika, tapi belum didapat pelakunya,” kata Ruben Magay, Ketua Komisi A DPR Papua, kepada wartawan di Jayapura, Selasa, 7 Februari 2012.
Menurutnya, bila pelaku penembakan di Timika berhasil diungkap, akan membuka pintu bagi penyelesaian kasus serupa di Puncak Jaya. “Pelakunya harus ditangkap, kepolisian memegang peran yang sangat penting, jadi harus buktikan itu,” ujarnya.
Ia meminta kepolisian dan TNI tidak asal menuding Organisasi Papua Merdeka sebagai dalang penembakan di Timika maupun Puncak Jaya. “Jangan selalu menjustifikasi Organisasi Papua Merdeka. Jangan ada stigma begitu, saya kira itu harus dibuktikan dulu,” ucapnya.
Ruben menambahkan, kepolisian bisa saja disalahkan apabila tidak benar-benar menjalankan tugasnya menangkap pelaku penyerangan di Timika. “Kepolisian dibiayai oleh negara, jadi sudah menjadi tugasnya bekerja. Kalau polisi tidak berperan, itu akan menjadi pertanyaan mengapa tidak bekerja,” katanya.
Baku tembak di Timika bermula ketika anggota Brimob yang mendapat informasi mengenai keberadaan kelompok bersenjata berpatroli di sekitar Kali Kopi. Anggota Brimob menggunakan mobil patroli dari mil 38 menuju Kampung Nayaro. Namun setibanya di mil 37 di Tanggul Timur, tiba-tiba mereka ditembak kelompok tak dikenal dari jarak dekat.
Saat itu ada dua tim Brimob, masing-masing berjumlah enam orang yang berpatroli. Tim pertama dipimpin Inspektur Dua Analito dan tim kedua dipimpin Komisaris Kustanto. “Soal jenis senjata masih dalam penyelidikan,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Wachyono.
Korban langsung dilarikan ke klinik 38 Kuala Kencana.
Di awal Januari, sebuah mobil pengawas trailer milik PT Kuala Pelabuhan Indonesia (KPI) LWB 01-3608 juga ditembak dan dibakar oleh kelompok tak dikenal. Peristiwa itu terjadi di sekitar Mil 52 jalan poros tambang PT Freeport Indonesia, Senin, 9 Januari 2012, sekitar pukul 08.15 WIT.
Insiden itu mengakibatkan seorang karyawan PT KPI, Nasyun Naboth Simopiaref, tewas dan seorang karyawan lainnya bernama Thomas Bagiarsa mengalami luka bakar.
JERRY OMONA
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya