Komentar Ruhut Soal Pengawasan Kasus Faisal-Budri  

Reporter

Editor

Minggu, 15 Januari 2012 12:20 WIB

Ruhut Sitompul. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat, Ruhut Sitompul, menganggap kurangnya kaum profesional hukum di Komisi III menjadi sumber lemahnya tingkat pengawasan terhadap penyelewengan di kepolisian.

"Hanya sekitar 30 persen orang hukum di komisi ini. Pantaslah kami kurang sensitif atas isu-isu hukum," ujarnya ketika dihubungi Tempo via telepon, Ahad, 15 Januari 2012.

Sebelumnya, Indonesia Police Watch menyatakan Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat mesti memantau kasus-kasus penyimpangan yang dilakukan polisi. Ketua Presidium IPW Neta S. Pane menyatakan kematian adik-kakak Faisal Akbar dan Budri M. Zein di Lembaga Pemasyarakatan Sijunjung penuh kejanggalan.

Berdasarkan hasil otopsi yang dilakukan tim dokter independen dan LBH Padang, adik-kakak Faisal-Budri meninggal bukan karena bunuh diri. Ada indikasi tindakan kekerasan yang dilakukan oleh oknum polisi. "Sebenarnya polisi siksa tersangka atau tahanan itu sudah jadi karakter polisi," ujar Neta.

Neta menyayangkan lemahnya tingkat pengawasan terhadap penyelewengan tindakan oleh oknum polisi. Menurutnya, hal seperti ini tidak bisa terus dibiarkan. Jika diabaikan, akan melahirkan polisi-polisi dengan pencitraan yang rendah.

Komisi III yang membidangi hukum, menurut Ruhut, banyak diisi oleh kaum-kaum bukan hukum seperti pengusaha dan sarjana-sarjana lainnya yang tidak bertitel hukum. Maka dari itu, menurutnya, kinerja Komisi III tidak dapat berjalan maksimal. Fenomena ini dinilai wajar olehnya. "Mungkin dari partainya kurang ada perwakilan orang hukumnya," katanya.

Namun ia menerima kritikan dari IPW sebagai sesuatu yang membangun. "Kita terima semua kritikan dan jadikan alat berbenah," katanya.

Masalah pengawasan terhadap penyelewengan oknum polisi, menurut Ruhut, telah menjadi agenda penting Komisi III. "Sedang diatur tim untuk pergi ke sana (Sijunjung)," ujarnya.

Ia pun berharap, bila terbukti menganiaya, oknum polisi tersebut harus ditindak tegas. "Bila memang terbukti, maka harus ditindak tegas," ujarnya.

Markas Besar Kepolisian RI sendiri menolak menanggapi hasil otopsi dokter di Padang yang menyebutkan Faisal-Budri meninggal bukan akibat gantung diri. Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution, mengatakan pihaknya berpegang pada hasil visum.

Faisal masuk penjara Polsek Sijunjung pada 21 Desember 2011 setelah dibekuk polisi di dekat Masjid Nurul Yaqin, Nagari Pematang Panjang. Dia diduga akan mengambil isi kotak amal masjid. Adapun kakaknya, Budri, 17 tahun, ditahan sejak 26 Desember 2011 karena diduga terlibat pencurian 19 sepeda motor.

ANANDA PUTRI

Berita terkait

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

6 Oktober 2021

Jaksa Agung Ingatkan Keadilan Restoratif Rawan Disalahgunakan

Jaksa Agung menjelaskan, penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif merupakan terobosan hukum yang diakui dan banyak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

11 Agustus 2015

Dituduh Palsukan Dokumen, Nenek 93 Tahun Ini Terancam Dibui 7 Tahun

Nenek Oyoh memilih tertunduk lesu, ketika Jaksa Mumuh membacakan dakwaan, atas tuduhan pemalsuan surat tanah yang kini menjerat dirinya.

Baca Selengkapnya

Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

10 Juni 2015

Ibu Susui Bayi di Penjara Ini Diduga Korban Rekayasa Kasus  

Heri menduga kasus yang menimpa istri dan anaknya penuh rekayasa.

Baca Selengkapnya

Nenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...  

14 April 2015

Nenek Asyani Titip Surat ke Jokowi: Tolong Saya, Pak...  

Menteri Yohana datang secara khusus ke Kabupaten Situbondo,
Selasa, 14 April 2015 untuk menemui Asyani.

Baca Selengkapnya

Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima

19 Maret 2015

Nenek Asyani Jalani Sidang Kelima

Sang nenek berusia 63 tahun itu mengatakan terpaksa datang ke
pengadilan meski kondisinya belum sehat.

Baca Selengkapnya

Melankoli Komunal

23 Februari 2015

Melankoli Komunal

Tentang hzn ini sama dengan gagasan yang dikemukakan dalam The Anatomy of Melancholy, buku Richard Burton yang penuh dengan teka-teki filosofi tetapi menghibur dari awal abad ke-17.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki

2 September 2014

Pengadilan Makassar Sahkan Sri Jadi Lelaki

Meski Sri telah resmi berganti status kelamin, namun namanya belum berubah lantaran tidak mengajukan permohonan pergantian nama.

Baca Selengkapnya

Hakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput  

25 September 2013

Hakim Gowa Vonis Bebas Pencuri Rumput  

Tanaman Lantebung itu dicabuti para terdakwa karena tumbuh di lahan perkebunan yang belum diketahui pemiliknya.

Baca Selengkapnya

Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

13 Juli 2013

Holcim Yakin Buruhnya Memang Bersalah

Ada berita acara pemeriksaan dimana Samuri mengakui sudah mencuri benda milik perusahaan.

Baca Selengkapnya

Buruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat

8 Juli 2013

Buruh Holcim Merasa Jadi Korban Putusan Sesat

Buruh itu melaporkan hakim Cibinong ke Komisi Yudisial.

Baca Selengkapnya