TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta Taswem Tarib tak yakin ada ancaman terhadap Mindo Rosalina Manullang seperti yang dilaporkan terpidana kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games itu kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski begitu Tarib mengakui pada 30 Desember 2011 Rosa menerima tamunya, anggota DPR.
Menurut Tarib, pertemuan itu atas kemauan Rosa. "Rosanya mau menerima anggota DPR itu, kok," kata Tarib di Jakarta, Jumat 13 Januari 2012. Ketika Rosa ditanya ada yang mau menjenguk mau diterima tidak, Rosa menjawab mau. "Kami bawalah Rosa ke ruangan staf untuk bertemu," ujarnya.
Tarib menuturkan, dalam pertemuan itu tidak terlihat mengancam. "Bertemunya saja pelukan, cipika-cipiki sambil tertawa, setelah selesai mereka mengobrol," kata Tarib lagi. "Kalau memang diancam, ketakutan dong, sekarang Mindo Rosanya menerima, kok."
Seperti diketahui, Mindo Rosalina Manulang mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu malam, 12 Januari 2012, dan menjelaskan dirinya diancam sejumlah pihak terkait dengan kasus yang disidik KPK. Ancaman itu bahkan diterimanya di Rumah Tahanan Pondok Bambu beberapa hari terakhir. Laporan ke KPK itu disampaikan setelah Rosa juga mengadu ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Rabu sore. "Setelah pemeriksaan kelar di KPK sore hari, penyidik mengantar ke LPSK kemudian kembali membawanya ke KPK pada malam hari," ujar dia.
Iskandar menuturkan bekas Direktur Marketing PT Anak Negeri itu memang mengalami ancaman oleh beberapa orang pada 30 Desember dan 3 Januari lalu. Orang-orang itu langsung memasuki rumah tahanan dan memaksa Rosalina meneken sebuah surat pernyataan. Namun ia tak mengetahui isi surat pernyataan tersebut. "Klien kami menduga orang-orang itu salah satu saudara Nazaruddin (terdakwa dalam kasus tersebut)," ujar dia.
Iskandar pun tak tahu bagaimana caranya mereka bisa lolos menemui Rosalina di rumah tahanan wanita tersebut. Menurut Iskandar, kliennya diancam 2 orang yang berinisial NSR dan HSY.
Selain mengancam Rosa untuk tidak memberikan keterangan sebenarnya di kasus Wisma Atlet, Rosa juga diancam agar berbohong terkait dengan kepemilikan PT Anugerah Indah yang dimiliki Nazaruddin. Mereka juga meminta Rosa menuruti kemauan Nazaruddin saat bersaksi bagi Nazaruddin di Pengadilan Tipikor nanti. Kalau tidak dituruti pengancam akan membunuh rosa dan keluarganya.
AFRILIA SURYANIS
Berita terkait
Soal Pengancam KPK Persilahkan Rosa Lapor Polisi
Dilindungi LPSK, Rosa Masih 'Ngungsi Tidur' di KPK
Bisakah Rosa Jadi Saksi Pengungkap?
10 Alasan Rosa Harus Diancam Bunuh
Bisakah Rosa Jadi Saksi Pengungkap?
Tiga Teror di Surat Ancaman untuk Rosa
Rutan Siap Beri Rosa Perlindungan Khusus
Berita terkait
MA Kurangi Hukuman Eks Gubernur Riau Rusli Zainal 4 Tahun
23 November 2017
MA kabulkan peninjauan kembali (PK) mantan gubernur Riau Rusli Zainal. Hakim Agung mengkorting masa hukuman Rusli Zainal 4 tahun.
Baca SelengkapnyaPengusaha, Kontraktor Wisma Atlet Dituntut 7 Tahun Penjara
30 Oktober 2017
Mantan Direktur PT DGI, Dudung Purwadi, adalah terdakwa kasus korupsi proyek rumah sakit di Universitas Udayana dan pembangunan Wisma Atlet Palembang.
Baca SelengkapnyaAngelina Sondakh Beberkan Jatah Komisi Proyek untuk Politikus DPR
30 Agustus 2017
Angelina Sondakh membeberkan bagaimana budaya bagi-bagi jatah terkait proyek terjadi di DPR.
Baca SelengkapnyaPT DGI Dituding Terima Komitmen Fee, Sandiaga Uno: Naudzubillah
30 Agustus 2017
Sandiaga Uno membantah PT DGI menerima commitment fee terkait dengan sejumlah proyek.
Baca SelengkapnyaJadi Komisaris, Sandiaga Uno Tak Tahu PT DGI Garap Wisma Atlet
30 Agustus 2017
Wakil Gubernur DKI terpilih, Sandiaga Uno, tak tahu-menahu mengenai proyek pembangunan Wisma Atlet Palembang dan alat kesehatan RS Universitas Udayana.
Baca SelengkapnyaKasus Wisma Atlet, Saksi: Nazaruddin Tersohor di Dunia Konstruksi
23 Agustus 2017
Nama mantan bendahara umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, kembali disebut-sebut dalam sidang korupsi proyek Wisma Atlet di Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaAngelina Sondakh: Saya Sudah Jadi Debu di Atas Keset
6 Januari 2016
Selama bekerja di Banggar, Angie mengaku hanya mendengar komando dari Nazaruddin.
Baca SelengkapnyaJadi Saksi, Angelina Sondakh: Saya Ikuti Arahan Nazaruddin
6 Januari 2016
Duduk di ujung sebelah kiri, Angie memberikan kesaksian terkait dengan pekerjaannya selama menjadi anggota Badan Anggaran DPR di bawah kepemimpinan Nazaruddin.
Baca SelengkapnyaHeboh Atur Skor Bola, Begini Langkah Kemenpora
19 Juni 2015
Tim Sembilan pernah bertemu dengan seseorang berinisial BS pada awal Maret lalu.
Baca SelengkapnyaAlex Noerdin Bungkam Ditanya Fee 2,5 Persen
20 April 2015
Alex mengacuhkan pertanyaan wartawan dan memilih langsung naik ke mobil Toyota Innova warna hitam.