TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Aceh masih belum mengungkap kasus-kasus penembakan di Aceh dalam tiga hari terakhir. Mereka masih berusaha menyelidiki dan mengembangkan apakah kasus tersebut saling berkaitan?
“Kami belum menemukan motif apa pun dalam kejadian penembakan di Aceh. Masih kami selidiki. Belum ada hasil apa-apa,” kata Kepala Bidang Humas Polda Aceh, Ajun Komisaris Besar (AKBP) Gustav Leo, kepada Tempo, Selasa 2 Januari 2012.
Gustav mengaku sedang mempelajari kemungkinan keterkaitan kasus per kasus penembakan. Ada 3 kasus penembakan baru-baru ini di Aceh yang menyebabkan 5 orang tewas dan delapan orang luka parah.
Kasus pertama terjadi pada malam pergantian tahun, pukul 21.00 WIB, di Ulee Kareng, Banda Aceh. Satu orang tewas. Kasus kedua pada waktu hampir bersamaan di Kabupaten Bireuen, 10 orang diberondong senjata api. Tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka.
Sementara kasus terakhir terjadi pada Ahad 1 Januari 2012, sekitar pukul 21.20 WIB. Penembakan terhadap petani di Desa Seureuke, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, menyebabkan satu orang tewas dan satu lainnya luka parah.
Dalam pengembangan kasus polisi menyelidiki barang bukti dari lokasi kejadian berupa solongsong peluru, peluru di tubuh korban, dan alat bukti lainnya di tempat kejadian perkara (TKP). “Kami juga memeriksa saksi-saksi yang berada di lokasi saat kejadian,” kata Gustav Leo.
Dari pemeriksaan awal senapan yang digunakan pembunuh adalah jenis pistol untuk penembakan di Banda Aceh. Jenis AK untuk pembunuhan di Bireuen dan Aceh Utara.
Dalam pengembangan kasus teror tersebut kepolisian Aceh berusaha mengaitkan dengan kasus pada Desember 2011 lalu. Kasus tersebut adalah seseorang memberondong senjata terhadap pekerja perkebunan karet milik PT Satya Agung di Kecamatan Geureudong Pasee, Aceh Utara. Sebanyak tiga orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam kejadian tersebut.
Kemudian pada Jumat 23 Desember 2011 juga terjadi penembakan ke basecamp perusahaan penyurvei minyak dan gas di Desa Ulee Dagang, Sawang, Aceh Utara. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
“Kami belum bisa mengaitkan, kasus ini mengarah ke mana. Mungkin hari Kamis sudah ada hasil penyelidikan awal,” ujar Gustav Leo.
ADI WARSIDI
Berita terkait
Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024
19 hari lalu
Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum
Baca SelengkapnyaPrajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat
35 hari lalu
Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.
Baca SelengkapnyaAmnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum
41 hari lalu
Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.
Baca SelengkapnyaKontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer
6 Oktober 2021
Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.
Baca SelengkapnyaSerial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan
16 September 2021
Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.
Baca Selengkapnya2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf
27 Juli 2021
TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.
Baca SelengkapnyaJokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua
5 Juli 2018
Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.
Baca SelengkapnyaBerdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini
8 Juli 2017
Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.
Baca SelengkapnyaTampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks
8 Juli 2017
Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.
Baca SelengkapnyaBerdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara
8 Juli 2017
Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."
Baca Selengkapnya