TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menemukan beberapa kejanggalan dalam insiden berdarah di Kecamatan Lumbu, Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 24 Desember lalu. "Kami mendapatkan informasi aparatur di lapangan menembak warga yang sudah menyerah," kata Nur Kholis, anggota Komisi melalui sambungan telepon dari Bima, Selasa malam, 27 Desember 2011.
Menurut Nur Kholis, penembakan terhadap warga yang sudah menyerah itu terjadi di Pelabuhan Sape dan sekitarnya. "Sampai saat ini kami juga mendapatkan informasi sebanyak tiga orang yang meninggal," katanya. Ketiga korban itu adalah Arif Rahman, 19 tahun, Syaiful, 17 tahun, dan Arifuddin Arrahman.
Arif Rahman menderita luka tembak di lengan kanan yang tembus ke ketiaknya. Adapun Syaiful tertembak di dada tembus ke belakang. "Ketiganya sudah dikubur." Komnas HAM juga menemukan sebanyak 15 warga terluka, baik karena tembakan maupun karena kekerasan. Ada sebagian warga kritis.
Bentrokan antara warga dan polisi di Bima bermula saat warga dari berbagai kelompok memblokir Pelabuhan Sape. Mereka memprotes Bupati Bima Ferry Zulkarnain yang memberi izin penambangan emas PT Sumber Mineral Nusantara dengan terbitnya Surat Keputusan Nomor 188/45/357/004 tahun 2010. Polisi pun berusaha membubarkan paksa demonstrasi itu, namun warga menolaknya. Bentrokan akhirnya tidak terhindarkan.
Unjuk rasa ini berlangsung lima hari sebelum peristiwa berdarah itu. Selain meminta bupati mencabut izin tambang, warga juga meminta polisi membebaskan rekannya yang ditahan. Ihwal peristiwa itu, Nur Kholis mengatakan masih mendalami dari keterangan para saksi.
RUSMAN PARAQBUEQ
Berita terkait
Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan
45 hari lalu
Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.
Baca SelengkapnyaBawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada
48 hari lalu
Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaSituasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur
55 hari lalu
Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.
Baca Selengkapnya34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan
59 hari lalu
Kerusuhan di Pulau Rempang antara warga dan aparat pecah pada 7 Agustus 2023. Warga menolak pengukuran lahan yang dilakukan pemerintah
Baca SelengkapnyaPerang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan
19 Februari 2024
Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.
Baca SelengkapnyaKetidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001
18 Februari 2024
Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas
Baca SelengkapnyaKilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah
18 Februari 2024
Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.
Baca SelengkapnyaPrabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi
17 Februari 2024
Media asing Al Jazeera berikan penilaian terhadap Prabowo yang menang pemilu 2024 hasil quick count
Baca SelengkapnyaPilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda
13 Februari 2024
Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.
Baca SelengkapnyaMigran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia
6 Februari 2024
Unjuk rasa di pusat repatriasi bagi migran di Roma, Italia, berubah menjadi kerusuhan setelah
Baca Selengkapnya