Mau Jadi Punk Aceh? Jadilah Punk Islami  

Reporter

Editor

Sabtu, 24 Desember 2011 03:01 WIB

Seorang petugas mengawasi sejumlah anak punk yang dimandikan di sebuah kolam ketika mengikuti pembinaan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, (13/12). ANTARA/Irwansyah Putra

TEMPO.CO, Banda Aceh - Mau jadi anak punk di Aceh? Wakil Wali Kota Banca Aceh Illiza Saaduddin Djamal memperbolehkan punker, istilah bagi anak punk, berada di Aceh. Tapi ada syaratnya. “Jadilah anak punk yang Islami, yang pandai mengaji, tidak meninggalkan salat, dan patuh pada orang tua,” kata Illiza di hadapan orang tua punker dan anak-anak punk di Aceh yang baru saja kembali dari pembinaan polisi, Jumat, 23 Desember 2011 sore.

Illiza mengatakan pembinaan oleh polisi sesuai semangat syariat Islam yang sedang dijalankan oleh masyarakat Aceh. Illiza mengakui anak-anak punk yang dibina selama sepuluh hari oleh kepolisian merupakan anak-anak pintar. “Mereka mampu berpidato dengan baik, bahkan mengalahkan pidato wali kota dan wakil,” kata dia disertai tepuk tangan anak punk.

Wakil Wali Kota berharap, setelah kembali ke orang tua, mereka menjadi anak baik dan tidak kembali ke komunitas yang hidupnya tak teratur. Masyarakat diharapkan bisa menerima mereka. “Rangkul dan bimbing mereka. Tanpa dukungan dari orang tua, apa yang telah kami lakukan tidak berguna apa-apa.”

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama Banda Aceh A. Karim Syeh mengatakan anak-anak punk tersebut telah dibina dengan baik. Polisi dianggap telah mengembalikan martabat mereka dan menjadikan mereka lebih manusiawi. “Anak-anak baik, tidak ada lagi namanya komunitas punk di Aceh,” ujarnya.

Anak punk Aceh telah dikembalikan ke rumah masing-masing setelah dibina oleh polisi di Sekolah Polisi Negara Seulawah, Aceh Besar. Mereka sebelumnya ditangkap polisi saat menggelar konser di Taman Budaya, Banda Aceh, 10 Desember lalu. Kontras menganggap kekerasan polisi terhadap anak-anak punk melanggar hak asasi manusia.

ADI WARSIDI

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

29 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya