Roket Aktif Buatan Amerika Ditemukan di Perairan NTB
Reporter
Editor
Sabtu, 27 Desember 2003 12:58 WIB
TEMPO Interaktif, Mataram: Nelayan yang sedang melaut di perairan laut Selat Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, tidak jauh dari lokasi tambang emas PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), menemukan dua roket buatan angkatan laut Amerika (US Navy - USN) dalam keadaan terapung, Jumat (26/12). Kemudian, roket diserahkan kepada piket jaga Lanal Mataram, Sabtu (27/12) pagi. Roket jenis flare A/C parachute MK -berfungsi sebagai penerang- diduga masih aktif dan kini disita Pangkalan TNI AL (Lanal) Mataram, NTB. Roket warna abu-abu berdiameter 85 milimeter, panjang 120 centimeter, itu masih terbungkus gabus sehingga bisa terapung. Setelah disita, pihak Lanal Mataram akan mengirimkan ke Arsenal -tempat penyimpanan dan penelitian amunisi Mabes TNI AL. "Kita kirim ke sana untuk mengetahui nomor seri roket buatan Amerika itu dan kapal perang siapa yang menggunakannya," kata Kolonel (P) Dadang Wirasuta, Komandan Lanal Mataram, di Markas Lanal Mataram, Sabtu (27/12).Roket penerang digunakan jika pasukan perang ingin mengetahui posisi lawannya. Jika roket ditembakkan, lawan yang berada di laut akan terlihat hingga radius satu kilometer. Kekuatan penerangnya sama dengan 27000 lilin atau 400 lampu petromak. Pihak Lanal Mataram menduga, roket sejenis masih tersebar di perairan laut NTB. "Roket flare, itu dipakai kapal perang. Sejumlah kapal perang TNI AL juga menggunakan roket itu. Tapi belum bisa dipastikan, darimana roket itu berasal. Pihak Arsenal yang tahu persis nomor seri roket itu, sekaligus kapal perang yang menggunakannya," kata Dadang.Menurut Dadang, pihak Lanal Mataram belum mengkonfirmasi temuan itu ke PT NNT. Padahal selama ini, kapal milik Amerika kerap keluar-masuk Selat Alas dan Selat Lombok untuk tujuan perusahaan tambang emas yang saham terbesarnya milik Amerika itu. Temuan roket jenis flare ini merupakan pertama kalinya dialami Lanal Mataram. Sebelumnya, Lanal Mataram hanya menemukan kasus bom ikan yang digunakan para nelayan di Lombok dan Sumbawa. Sujatmiko - Tempo News Room
Berita terkait
Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..
15 menit lalu
Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..
"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.