Mabes Polri Evaluasi Personel yang Melanggar  

Reporter

Editor

Senin, 19 Desember 2011 14:04 WIB

Seorang mahasiswa pengunjuk rasa yang terlibat bentrok dalam aksi di Jalan Raya Diponegoro saat di tangkap oleh petugas kepolisian, Jakarta, Rabu (14/12). Demonstrasi yang dimulai sejak siang hari ini merupakan aksi solidaritas lanjutan dari aksi bakar diri Sondang Hutagalung. Mereka menuntut agar pemerintah segera menuntaskan berbagai kasus hak asasi manusia, korupsi serta penuntasan kemiskinan rakyat Indonesia. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Mabes Polri menyatakan siap mengevaluasi dan mengidentifikasi personelnya yang telah terlibat pelanggaran hukum dan etik pada 27 Desember 2011 mendatang. Evaluasi ini untuk menjawab maraknya kasus kekerasan yang melibatkan aparat penegak hukum.

Hal ini diungkap oleh Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian, Saud Usman Nasution, usai berbicara dalam seminar di kampus Universitas Indonesia, Depok, Senin, 19 Desember 2011. “Kami akan melakukan evaluasi dan identifikasi mengenai personel kami yang terlibat kasus pada 27 Desember nanti,” kata Saud.

Kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap masyarakat seperti tak pernah berhenti. Beberapa kasus terus-menerus muncul, mulai dari kasus penyiksaan terhadap warga Mesuji di Lampung dan Sumatera Selatan, kasus pemukulan mahasiswa, kasus penyerangan terhadap pekerja bantuan hukum LBH Jakarta, dan masih banyak lagi kekerasan yang lain.

Saud mengatakan akan memproses secara hukum aparatnya yang melakukan pelanggaran, bukan hanya melalui sidang kode etik. “Pada dasarnya, Polri tunduk pada hukum sipil. Jadi, kami tentu akan memproses aparat yang melakukan pelanggaran pidana di pengadilan umum,” tegas Saud.

ANANDA WARDHIATI TERESIA

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

19 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

35 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

41 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya