Tahun 2011, Aksi Koboi Polisi Tewaskan 16 Orang

Reporter

Editor

Minggu, 18 Desember 2011 08:11 WIB

Sejumlah Satpol PP membongkar sekitar 90 bangunan liar yang menempati lahan Taman Pemakaman Umum (TPU) Kober di Rawabunga, Jatinegara, Jakarta (14/12). Penertiban tersebut untuk merevitalisasi lahan TPU yang 10% dari 4 hektare lahannya dijadikan tempat tinggal dan tempat usaha. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kasus pembantaian warga Mesuji, Lampung, seperti menguak banyaknya korban kekerasan dari aparat keamanan. Indonesia Police Watch mendata korban kekerasan polisi dengan menggunakan senjata api mencapai angka 16 korban tewas dan 69 korban luka-luka di sepanjang tahun 2011. "IPW prihatin dengan banyaknya korban aksi koboi anggota polisi ini," kata Neta S. Pane, Ketua Presidium IPW, Minggu, 18 Desember 2011.

Neta menyatakan ada dua kategori tindakan aksi koboi yang kerap dilakukan polisi. Pertama, aksi main tembak yang terjadi di sekitar wilayah tambang dan kawasan perkebunan. "Terutama pada saat warga sedang memperjuangkan hak mereka dalam sengketa dengan pengusaha tambang atau perkebunan," ujarnya. Sedangkan yang kedua merupakan aksi salah tembak yang kerap terjadi saat polisi sedang mengejar pelaku tindak kriminal.

IPW pun secara khusus menyoroti korban pembantaian warga Mesuji, Lampung, dan Sumatera Selatan, yang tidak mendapatkan bantuan polisi. "Sampai dengan 17 November 2011, korban belum mendapatkan bantuan biaya perawatan dari Polri. Padahal mereka menjadi korban penembakan membabi buta aparat keamanan di Lampung," kata Neta.

Kasus Mesuji ini sedang dalam penelusuran tim pencari fakta yang dibentuk DPR dan juga pemerintah. IPW menduga kasus tersebut tidak masuk dalam penanganan polisi akibat uang senyum yang diberikan dari perusahaan tertentu. "Polisi cenderung membiarkan dirinya menjadi satpam yang menghamba pada perusahaan yang membayarnya," katanya.

Dalam kasus Mesuji, aparat keamanan diduga menerima honor dari PT Silva Inhutani. Perusahaan ini diduga menjadi penyebab pembantaian warga Mesuji akibat adanya perluasan areal perusahaan yang masuk ke daerah hunian warga. PT Silva mengklaim ada honor yang kerap diberikan kepada aparat keamanan untuk mengamankan lahannya.

EZTHER LASTANIA

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

29 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya