TEMPO Interaktif, Lhokseumawe: Pasukan Raider TNI yang telah menempuh masa latihan selama lima bulan akan tiba di Nanggroe Aceh Darussalam, 2 Januari mendatang. Di luar tugas tempur, pasukan ini juga akan ikut mengamankan jalannya Pemilu di provinsi bergolak tersebut bersama dengan 45 batalyon pasukan TNI lainnya yang telah lebih dulu bertugas di Aceh. Wakil Panglima Pelaksanaka Komando Operasi Tentara Nasional Indoenesia di Aceh, Brigjen (Mar) Syafzen Noerdin mengungkapkan hal tersebut di Lhokseumawe, Rabu (24/12) di dalam forum dialog tentang implementasi perpanjangan darurat militer di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Acara ini disponsori Pemerintah Daerah Aceh Utara dan mengikutsertakan berbagai elemen masyarakat setempat."Jumlah pasukan sebelumnya ada 45 batalyon, namun pasukan Raider TNI akan dikirim ke Aceh untuk membantu pasukan yang ada. Pasukan TNI lama dan Raider akan menjalankan tugas tempur di daerah ini secara bermartabat," kata Safzen, yang merupakan putra Aceh asli kelahiran Banda Aceh. Di dalam forum dialog tersebut, Safzen menyebutkan, setelah masuki darurat militer tahap II, selain harus menghadapi GAM, Koops TNI juga mulai melihat adanya indikasi muculnya kelompok preman yang mengaku GAM. Kelompok ini dikatakan, berupaya memanfaatkan kesempatan dalam situasi operasi militer untuk memncari keuntungan pribadi dan mengganggu kehidupan masyarakat."Sekarang ini banyak GAM preman yang nggak jelas. Dia bukan GAM benaran tetapi punya target mencari keuntungan di tengah situasi kelangsungan darurat meliter dan mereka tidak punya motivasi lain kecuali mencari uang," ungkapnya.Safzen menilai, para preman yang mengaku GAM ini sangat berbahaya bagi masyarakat dan ketentraman umum karena selalu memanfaatkan situasi untuk memeras, menculik dan meminta tebusan kepada keluarga korban. Sejak munculnya GAM preman itu, kata dia, pihaknya mencatat adanya peningkatan aksi penculikan di sejumlah tempat. "TNI tetap akan memburu kelompok GAM preman ini, agar rasa ketakutan masyarakat hilang," tegasnya. Menurut informasi dari masyarakat yang mengaku mengenal mereka, keberadaan GAM preman mulai ada dan banyak tersebar di beberapa daerah termasuk di Kota Lhokseumawe. Operasi militer yang dilancarkan di Aceh, katanya telah mampu mereduksi kekuatan senjata GAM hingga 40 persen. Dengan demikian, jumlah senjata yang masih berada di tangan GAM ditaksir sekitar 60 persen lagi dan banyak di antaranya yang telah disembunyikan di sejumlah tempat. Zainal Bakri - Tempo News Room
Berita terkait
Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN
2 menit lalu
Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib di BTN
PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.
KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia
28 menit lalu
KKP Akan Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut