TEMPO Interaktif, Jakarta - Keragaman bahasa Nusantara yang terbagi atas dua kelompok bahasa besar, yakni rumpun Austronesia dan Non-Austronesia, semakin terancam punah.
"Tinggal 10 persen saja yang akan bisa bertahan. Penyebabnya, bahasa-bahasa itu semakin jarang dipergunakan," kata Kepala Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdul Rachman Patji, di Jakarta, Jumat, 16 Desember 2011.
Ancaman kepunahan bahasa daerah cenderung terjadi pada rumpun non-Austronesia, khususnya bahasa-bahasa yang digunakan oleh para penutur yang tinggal di Indonesia bagian timur.
Abdul Rachman Patji menyebutkan, jumlah bahasa daerah yang terancam punah menurut referensi penelitian adalah 169 bahasa etnis.
Ada beragam faktor yang mempengaruhi kepunahan bahasa tersebut sebagaimana diperkuat penelitian lapangan kami pada pertengahan 2011. Faktor itu adalah urbanisasi dan perkawinan antar-etnis, ujarnya.
"Urbanisasi berpengaruh karena jika orang dari daerah pindah ke kota besar atau ibu kota, maka dalam berinteraksi dengan etnis lain bahasa etnisnya sendiri cenderung ditinggalkan. Mereka akan memilih bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar-etnik dan tidak lagi menggunakan bahasa daerahnya masing-masing," ujarnya.
Menurut dia, penyebab utama kepunahan bahasa juga karena para orang tua tidak lagi mengajarkan kepada anak-anaknya dan mereka juga tidak secara aktif menggunakannya di rumah atau dalam berbagai ranah komunikasi.
Sedangkan perkawinan campuran menyebabkan penggunaan bahasa etnis kedua pihak yang menikah ditinggalkan dan sebagai gantinya kedua pihak saling berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan alasan untuk meningkatkan pemahaman.
Di samping hal-hal tersebut, Abdul menuturkan, ada empat sebab lain kepunahan bahasa. Pertama, para penuturnya berpikir tentang dirinya sebagai inferior secara sosial. Kedua, terikat pada masa lalu. Ketiga, sisi tradisional dan keempat karena secara ekonomi kehidupannya stagnan.
Keempat sebab ini disebut oleh sejumlah linguis sebagai proses penelantaran bahasa, imbuhnya.
Secara lebih luas lagi, lanjut dia, faktor-faktor yang mempercepat kepunahan bahasa juga datang dari kebijakan pemerintah, penggunaan bahasa dalam pendidikan dan tekanan bahasa dominan dalam suatu wilayah masyarakat multibahasa yang berdampingan.
WDA | ANT
Berita terkait
Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?
46 hari lalu
Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.
Baca Selengkapnya5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?
31 Oktober 2017
Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.
Baca SelengkapnyaSumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah
30 Oktober 2017
Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.
Baca SelengkapnyaAda Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut
26 Oktober 2017
Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.
Baca SelengkapnyaHadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan
26 Oktober 2017
Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta
Baca SelengkapnyaHasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam
29 Agustus 2017
Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.
Baca Selengkapnya3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari
4 Mei 2017
Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?
Baca SelengkapnyaUsing Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?
2 Februari 2017
Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?
Baca SelengkapnyaKapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?
31 Januari 2017
Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?
Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna
10 Januari 2017
Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.
Baca Selengkapnya