TEMPO Interaktif, Medan - Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sumatera Utara, Komisaris Besar Raden Heru Prakoso, mengatakan jenazah Brigadir Dua (Bripda) Ridwan Napitupulu akan dibawa ke rumah orang tuanya di Kabupaten Toba Samosir. “Atas permintaan keluarganya, kemungkinan jenazah Ridwan dibawa ke Kampung Jonggi Nihuta, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir,” kata Raden Heru kepada Tempo, Senin, 5 November 2011.
Menurut Raden Heru, jenazah Ridwan, anggota intelkam Kepolisian Resor Jayapura, tiba di Bandara Polonia, Medan, siang ini. Pihak Polda sudah berkoordinasi dengan keluarga korban untuk melakukan penjemputan.
Bripda Ridwan Napitapulu meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara, Jayapura, Senin dinihari, 5 Desember 2011, sekitar pukul 00.30 WIT.
Bripda Ridwan dianiaya belasan warga bersenjata panah di Kampung Berap, Distrik Nimbokrang, Jayapura, Kamis, 1 Desember 2011 lalu. Saat itu bersama temannya, Bripka Dian Budi Santosa, dia sedang melakukan pengecekan pengibaran bendera Bintang Kejora di wilayah itu.
Keduanya dihadang belasan warga. Bripda Ridwan terluka, sedangkan Bripka Dian Budi Santosa berhasil lolos setelah menyelamatkan diri ke Kali Niru. Dian Budi Santoso kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Nimbokrang.
Bripda Ridwan sempat dirawat di Rumah Sakit Youwari, Sentani, sebelum dibawa ke RS Bhayangkara, Jayapura. Namun, belum sempat menjalani operasi penyambungan rahang, Bripda Ridwan meninggal dunia dengan wajah rusak dan pinggang terluka panah.
Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus tersebut. Mereka adalah Thomas Tarko, Yonathan Tarko, dan Jhon Calvin Tarko. Ketiganya akan dikenakan pasal 214 ayat 2 KUHP.
SAHAT SIMATUPANG
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya