TEMPO Interaktif, Jakarta -Polisi masih kesulitan untuk mengungkap para pelaku penembakan di Papua. Beberapa penembakan dilakukan kelompok bersenjata dari dalam hutan dan sangat mengenali medan.
"Kita masih kesulitan mengungkap penembak liar ini," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Usad Usman Nasution saat ditemui, Rabu, 9 November 2011.
Usad juga menyatakan, dalam peristiwa penembakan ini pihaknya sulit mencari saksi dan pelakunya. Ia juga menyatakan, pihak kepolisian telah mencoba dengan mengubah teknik dan taktik untuk mengungkap para penembak gelap ini. Ia juga menyatakan, di Papua ada banyak kelompok liar bersenjata.
Dalam proses pengungkapannya, Tim Labfor kepolisian tidak hanya menerima proyektil saja. Tim ini turut ikut ke tempat kejadian untuk melihat gambaran. Dari kegiatan ini, diharapkan dapat ditemukan jenis senjata, lokasi penembak, dan bukti lainnya. Akan tetapi, Saud menyatakan, Mabes Polri hingga kini belum menerima hasil temuan tim Labfor terkait beberapa penembakan yang terjadi.
Khusus di Freeport, Saud menyatakan, beberapa penembakan sejak tahun 2009 -2011. Ia juga memaparkan beberapa korbannya antara lain dua orang aggota polisi yang meninggal, 20 orang polisi mengalami lukaa, tujuh orang karyawan meninggal dan 19 lainnya mengalami luka-luka.
Pernyataan serupa juga disampaikan Kepala Pusat Penerangan Polri, Boy Rafli yang menyatakan, di Papua kelompok bersenjata memang berjumlah banyak dan kerap menjadi sumber masalah. Bahkan, ia menyatakan, ada keterlibatan OPM pada beberapa gerakan penembakan ini.
Pengungkapan dan pengejaran juga tidak menemukan hasil dengan cara menggunakan anggota polisi yang berasal dari Papua. "Geografis tiap medan berbeda, bila tidak dari daerah itu tetap akan kesulitan," katanya. Para penembak ini sangat dikenal mampu menghilang di hutan karena memahami dengan baik medan dan terbiasa dengan situasi dan cuaca Papua.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita terkait
Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara
25 April 2016
Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.
Baca SelengkapnyaPolri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara
25 April 2016
Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.
Baca SelengkapnyaTolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar
24 April 2016
Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.
Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi
8 September 2015
Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.
Baca SelengkapnyaJokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum
11 Agustus 2015
Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.
Baca SelengkapnyaPresiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan
11 Agustus 2015
Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara
10 Agustus 2015
Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.
Baca SelengkapnyaRusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran
10 Agustus 2015
Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM
10 Agustus 2015
Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Baca SelengkapnyaTolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki
10 Agustus 2015
Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.
Baca Selengkapnya