Uap Panas yang Muncul di Pacitan Dipicu Gerakan Tanah

Reporter

Editor

Kamis, 20 Oktober 2011 12:28 WIB

Lahan persawahan dan perkebunan warga yang amblesdi lereng Gunung Wilis, Desa Bodag, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Warga juga sering mendengar suara gemuruh gerakan tanah danmerasakan getaran. TEMPO/Ishomuddin

TEMPO Interaktif, Pacitan - Petugas Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pacitan memperkirakan uap panas berupa gas yang muncul di Dusun Dodong, Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, disebabkan gerakan tanah permukaan.

“Di daerah sini memang terdapat sesar (patahan) normal yang berada di tanah permukaan,” kata staf teknis Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pacitan, Hadi Surahman, saat dihubungi Tempo, Kamis, 20 Oktober 2011.

Hadi bersama beberapa petugas lain sudah beberapa hari ini melakukan observasi di lokasi setempat. Selain melakukan pengamatan, pihaknya juga melakukan analisis menurut data geologi yang ada. “Karena ada pergerakan di tanah permukaan, maka muncul rekahan dan energi panas dalam Bumi muncul,” jelasnya.

Diduga, gerakan tanah yang terjadi dipicu oleh gempa yang berpusat di Bali, 13 Oktober 2011 lalu, yang membuat pergeseran patahan-patahan kecil permukaan tanah. Hadi memastikan patahan yang bergeser bukanlah patahan besar Grindulu yang berada di dalam perut Bumi Pacitan dan beberapa kota sekitarnya.

Berdasarkan pantauan petugas, bara api yang sempat muncul di antara rekahan tanah yang amblas sejak Sabtu, 15 Oktober 2011 lalu, kini sudah mulai hilang. Menurutnya, energi yang keluar akibat gerakan tanah permukaan itu tidak signifikan. “Dari hari ke hari, intensitas uap panas maupun bara api berkurang,” ujarnya.

Ia membantah jika pemicu uap panas itu akibat proses dekomposisi (pelapukan) bahan organik dari bekas kayu penggergajian di lokasi kejadian. “Kalau proses seperti itu (dekomposisi), butuh waktu lama, sampai ratusan tahun,” ujar Hadi.

Hadi memastikan bahwa fenomena alam yang terjadi itu tidak berbahaya karena intensitas uap panas berupa gas dan bara api yang muncul semakin berkurang. Namun dinas terkait akan melaporkan kejadian ini ke dinas atau lembaga terkait di provinsi dan pusat.

Kepala Desa Gemaharjo, Pujiono, mengakui bahwa di lokasi kejadian, dulu, memang digunakan sebagai pabrik penggergajian kayu. “Dulu, tanah di lokasi memang digali untuk limbah serbuk kayu bekas gergajian dan terakhir kali beroperasi 2002,” katanya.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.

Baca Selengkapnya

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.

Baca Selengkapnya

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.

Baca Selengkapnya

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.

Baca Selengkapnya

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.

Baca Selengkapnya