PKS Akan Minta Kontrak Ulang dengan SBY  

Reporter

Editor

Rabu, 19 Oktober 2011 11:42 WIB

TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Anggota Majelis Dewan Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Cahyadi Takariawan, mengatakan partainya kemungkinan besar akan meminta kontrak ulang dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kontrak ulang dilakukan karena Presiden mengurangi jatah menteri PKS.

"Opsi yang paling mungkin, kita akan meminta semacam kontrak ulang, bukan keluar koalisi walau ada opsi keluar. Kemungkinan tetap di koalisi, tapi dengan meminta pembicaraan kontrak ulang," ujarnya ketika dihubungi wartawan, Rabu, 19 Oktober 2011.

Selasa malam, 18 Oktober 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Dalam perubahan itu, jatah empat menteri PKS dikurangi menjadi tiga. Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata yang berasal dari PKS digantikan oleh Gusti Muhammad Hatta yang sebelumnya menduduki posisi Menteri Lingkungan Hidup. Gusti sendiri berasal dari kalangan profesional.

Sementara tiga menteri PKS lainnya, yakni Menteri Pertanian Suswono, Menteri Komunikasi dan Informatika Tiffatul Sembiring serta Menteri Sosial Salim Segaff Al Jufri tetap berada di pos masing-masing.

Pengurangan menteri ini, menurut PKS, melanggar kontrak koalisi PKS-Presiden. Wakil Sekjen PKS, Mafhudz Siddiq, mengatakan dalam satu dari tiga bagian kontrak tersebut disebutkan secara jelas bahwa PKS akan mendapatkan empat menteri di pos yang sudah dipastikan. Karena itu, menurut Mahfudz, PKS akan segera mengambil sikap terhadap perubahan ini. Sikap akan ditentukan dalam Rapat Majelis Dewan Syuro PKS. Alasannya, keputusan untuk masuk atau keluar dari koalisi berada di tangan Majelis Dewan Syuro.

Menurut Cahyadi, rapat Majelis Syuro yang seharusnya baru akan dilakukan pada bulan depan kemungkinan besar akan dipercepat. Namun, ia belum dapat memastikan kapan dan dimana rapat akan dilakukan. "Percepatan saya kira akan dilakukan," ujarnya.

Ia membantah anggapan bahwa pengurangan jatah menteri ini karena sikap keras beberapa anggota Fraksi PKS di DPR, seperti Anis Matta, Fachri Hamzah, dan sebagainya. "Walau bisa dikatakan sebagai pemicu, itu bukan satu-satunya. Kalau dianggap keras itu tak terlepas juga dari tidak terlaksananya perjanjian kontrak," ujarnya.

Menurut dia, hal yang menyebabkan adalah tidak adanya komunikasi yang baik antara Presiden dengan ketua-ketua partai koalisi. "Kalau komunikasi baik, maka akan menghilangkan salah persepsi atau beda pendapat."

FEBRIYAN

Berita terkait

Terkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi

20 Februari 2024

Terkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi

Reshuffle kabinet Jokowi tunggu hari biasanya. Pengamat sebut kenaikan harga beras mestinya diantisipiasi karena mengancam inflasi.

Baca Selengkapnya

Luhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet

26 Januari 2024

Luhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet

Luhut mempersilakan jika ada menteri mundur dari kabinet Jokowi, namun membantah kalau Sri Mulyani akan resign.

Baca Selengkapnya

Jokowi Segera Reshuffle Kabinet Usai Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri

7 Oktober 2023

Jokowi Segera Reshuffle Kabinet Usai Syahrul Yasin Limpo Mengundurkan Diri

"Secepatnya kami siapkan," kata Jokowi di Istana Merdeka, Jumat 6 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

31 Mei 2023

Elite Koalisi Perubahan Pengusung Anies Baswedan Berkumpul di Pulau, Apa yang Dibahas?

Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres berkumpul di pulau pada pekan lalu. Apa saja yang dibahas?

Baca Selengkapnya

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

23 Mei 2023

PSI Depok Gaungkan Kaesang, PKS: Mereka Butuh Tokoh untuk Mendongkrak Suara

Bendahara Umum DPD Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Depok Ade Supriyatna menilai semua pihak boleh melempar sosok tokoh dan mengusulkan kandidat Wali Kota Depok pada Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Diundang Jokowi ke Istana di Tengah Isu Reshuffle, Hary Tanoe: Bicara Macam-macam

16 Mei 2023

Diundang Jokowi ke Istana di Tengah Isu Reshuffle, Hary Tanoe: Bicara Macam-macam

Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia atau Perindo Hary Tanoesoedibjo temui Jokowi di tengah isu reshuffle kabinet.

Baca Selengkapnya

Kata Jokowi dan Surya Paloh Soal Isu Reshuffle Menteri NasDem Buntut Hubungan yang Renggang

16 Mei 2023

Kata Jokowi dan Surya Paloh Soal Isu Reshuffle Menteri NasDem Buntut Hubungan yang Renggang

Jokowi dan Surya Paloh buka suara soal kemungkinan adanya reshuffle menteri dari NasDem.

Baca Selengkapnya

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

24 Februari 2023

Kala Anies Baswedan Ungkit Dukungan PKS Saat Jabat Gubernur DKI Jakarta

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mendeklarasikan dukungan kepada Anies Baswedan untuk menjadi bakal Capres 2024.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Tak Ada Agenda di Istana Presiden pada Rabu Ini

1 Februari 2023

Mahfud Md Bilang Tak Ada Agenda di Istana Presiden pada Rabu Ini

Mahfud Md mengatakan tidak ada undangan dari Presiden kepada dirinya untuk datang ke Istana Jakarta, Rabu.

Baca Selengkapnya

Di Tengah Isu Reshuffle, Plt Ketum PPP Bertemu Jokowi di Istana Pekan Lalu

30 Januari 2023

Di Tengah Isu Reshuffle, Plt Ketum PPP Bertemu Jokowi di Istana Pekan Lalu

Jokowi masih memberikan jawaban yang sama ketika ditanya soal reshuffle.

Baca Selengkapnya