Polisi Sebut Yosepa Hayat Jago Merakit Bom  

Reporter

Editor

Selasa, 27 September 2011 15:36 WIB

Foto Ahmad Urip alias Ahmad Yosepa Hayat alias Hay. TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ahmad Yosepa Hayat, pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) di Kepunton, Solo, menurut polisi adalah anggota Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Bahkan, "Dia (Hayat) didoktrinasi secara langsung oleh ABB (Abu Bakar Ba'asyir)," kata Kepala Bidang Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal Ketut Yoga Ana, di kantornya, Selasa, 27 September 2011.

Namun, Yoga mengaku belum mengetahui secara pasti mulai kapan keterlibatan Hayat dalam kelompok JAT. Menurut dia, proses radikalisasi semakin matang setelah ia dibaiat secara langsung oleh Abu Bakar Ba'asyir, kini terpidana 15 tahun kasus terorisme di Aceh. "Dia (Hayat) termasuk orang yang punya kemampuan merakit bom," kata dia.

Namun, pernyataan itu langsung dibantah oleh juru bicara Jamaah Anshorut Tauhid, Sonhadi. Menurut dia, Hayat bukanlah anggota JAT. "Kami sudah mengecek data anggota kami. Nama itu (Ahmad Yosepa Hayat) tidak ada," kata dia. "Anggota kami di Cirebon pun tidak mengenal dia." Karena itu, Iskandar merasa heran dengan tudingan polisi tersebut.

Ahad, 25 September 2011 lalu, aksi bom bunuh diri kembali terjadi. Bom meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh di Kepunton, Solo, Jawa Tengah. Bom tersebut menewaskan pelaku yakni Hayat dan melukai 27 jemaat yang baru mengikuti Kebaktian Minggu.

Sebelum aksi peledakan tersebut, polisi menduga pelaku sempat mendatangi sebuah Warung Internet. Itu dibuktikan dengan temuan dua lembar kuitansi di Warung Internet "Solonet" yang ditemukan dalam tas korban. Barang bukti lain yang ditemukan di antaranya tas punggung, sarung, dan kitab suci Al-Qur'an.

Tidak hanya itu. Di dalam tasnya, Yosepa juga diketahui membawa sejumlah alat perawatan tubuh. Seperti sisir, botol minyak wangi, cermin, gunting kuku, masker, balsem sampai cermin. Sementara di sekitar jasadnya dengan perut terburai, polisi juga menemukan baterai kotak sembilan volt dan saklar on-off yang diduga digunakan sebagai pemicu ledakan bom.

RIKY FERDIANTO | TRI SUHARMAN

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

7 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

8 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

14 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya