Bingung Awal Lebaran, Warga Diminta Tunggu Keputusan Pemerintah

Reporter

Editor

Sabtu, 27 Agustus 2011 14:25 WIB

Ribuan kaum muslimah duduk menanti pelaksanaan shalat Terawih di masjid Istiqlal, Jakarta, (31/7). Pemerintah menetapkan Senin (1/8) merupakan hari pertama puasa Ramadhan. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Masyarakat diminta tak terlalu risau dengan adanya potensi perbedaan lebaran pada tahun ini. Menurut Kepala Badan Hisab dan Rukyah Kementerian Agama, Muhyidin Khazin, kemungkinan hari raya Idul Fitri tidak serentak tahun ini memang ada.

”Tapi semua harus disikapi dewasa. Kalau masyarakat bingung, tunggu saja ketetapan pemerintah nanti pada pada sidang isbat 29 Agustus,” kata Muhyidin, Sabtu 27 Agustus 2011.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Falak Indonesia, Ahmad Izzuddin, memperkirakan Idul Fitri tahun ini akan dirayakan pada hari berbeda. Soalnya, pada 30 Agustus 2011, ketinggian hilal (bulan) berada di bawah 2 derajat sehingga sulit dilihat. Menurut dia, itu berpotensi menimbulkan perbedaan penentuan tanggal 1 Syawal.

Muhammadiyah, yang mengandalkan metode hisab (perhitungan), memang menetapkan 1 Syawal jatuh pada 30 Agustus. Namun, Nahdlatul Ulama masih memakai metode rukyat (melihat bulan). Penganut metode rukyat kemungkinan besar akan menyempurnakan puasa sampai 30 hari sehingga 1 Syawal jatuh pada 31 Agustus.

Izzuddin menambahkan, berdasarkan perhitungan hisab hakiki yang diakui keakuratannya, ijtima (konjungsi matahari dan bulan) akhir Ramadan 1432 terjadi pada Senin Wage, 29 Agustus 2011, pukul 10.04 WIB. Saat matahari terbenam pukul 17.54.26 WIB, ketinggian hilal untuk wilayah Sabang sampai Merauke masih di bawah 2 derajat.

Melihat data tersebut, kata Izzuddin, posisi hilal tergolong rawan. Muhammadiyah akan menetapkan 1 Syawal 1432 pada Selasa Kliwon, 30 Agustus 2011 karena hilal sudah ada yang di atas ufuk. Sebaliknya, Nahdlatul Ulama harus menunggu hasil rukyat pada Senin Wage, 29 Agustus 2011.

Muhyidin mengimbuhkan, kendati Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Syawal, sementara Nahdhatul Ulama (NU) belum karena menunggu hasil rukyah, menurut dia pemerintah tetap akan menunggu hasil sidang isbat. Pemerintah mengajak semua organisasi masyarakat itu menggelar lebaran bersama-sama.”Itu kalau bisa. Tapi kalau tidak, ya tidak apa-apa, mereka punya alasan,” kata dia.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan jika 1 Syawal 1432 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2011 jatuh pada 30 Agustus 2011. Keputusan itu berdasar metode hisab hakiki atau perhitungan yang dilakukan oleh majelis tarjih. Dengan tampaknya hilal ini, kata dia, pada 30 Agustus 2011 umat muslim - khususnya warga Muhammadiyah, harus mengakhiri puasa Ramadhan.

Ihwal penetapan lebaran ini juga memantik komentar sejumlah astronom di Bandung. Mereka juga berkeyakinan hilal baru terlihat jelas pada 30 Agustus petang. Peneliti bidang matahari dan antariksa Lapan-Bandung, Abdul Rachman, misalnya, menyatakan pada 29 Agustus posisi hilal masih di bawah 2 derajat. Jika patokannya adalah hilal minimal 2 derajat, Idul Fitri ada kemungkinan jatuh pada 31 Agustus 2011.

MUHAMMAD TAUFIK


Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

22 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

23 jam lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

2 hari lalu

Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir

Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

14 hari lalu

Beban Puncak saat Lebaran 2024 Naik 3,53 Persen, PLN Klaim Sukses Sediakan Pasokan Listrik Andal

PT PLN (Persero) mengklaim sukses menyediakan pasokan listrik andal selama periode siaga Ramadan dan Idul Fitri 1445.

Baca Selengkapnya

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

14 hari lalu

Cara SANTAI Jaga Kesehatan setelah Lebaran Menurut Dokter

Dokter penyakit dalam menyebut masyarakat perlu memelihara kesehatan usai Lebaran melalui cara paling mudah, yaitu SANTAI. Cek maksudnya.

Baca Selengkapnya

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

16 hari lalu

Obral Remisi Idul Fitri untuk Narapidana Korupsi

Ratusan narapidana korupsi mendapat remisi Idul Fitri termasuk Setya Novanto dan Djoko Susilo.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

17 hari lalu

Pasca Lebaran 2024 Tak Ada Salahnya Cek Kesehatan

Kenaikan berat badan seringkali diikuti dengan kenaikan kolesterol karena pola konsumsi yang berlebihan saat berlibur panjang dan menu Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

17 hari lalu

Ketua PBNU Berharap Polemik tentang Gelar Habib Dihentikan

Ketua PBNU Kiai Haji Ahmad Fahrur Rozi meminta polemik soal gelar habib dihentikan. Sudah mengarah jadi politisasi SARA.

Baca Selengkapnya