TEMPO Interaktif, Surabaya - Selama sepekan, dua ekor komodo koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) berhasil bertelur hingga 25 butir. "Mulai kawin bulan Maret dan bertelur sejak awal Agustus dan hingga saat ini sudah ada 25 telur," kata Public Relations KBS Anthan Warsito kepada Tempo, Senin, 8 Agustus 2011.
Menurut Anthan, proses bertelur oleh dua komodo betina yang masing-masing berumur 12 tahun ini kemungkinan masih terus berlanjut hingga dua atau tiga hari ke depan. Apalagi proses bertelur komodo biasanya memang memerlukan waktu sekitar dua pekan secara berturut-turut.
Dua komodo ini bertelur dengan cara dimasukkan ke dalam lubang-lubang tanah. Aksi itu sempat menyulitkan pengelola KBS untuk mencari dan menyelamatkan telur-telur tersebut. Setelah ditemukan, telur lantas dimasukkan ke dalam inkubator khusus reptil untuk memastikan telur bisa menetas dengan baik. "Untuk menetas memerlukan waktu 7-8 bulan," ujar dia.
Terpisah, Kepala Bagian Kesehatan Satwa KBS drh Rachmad Hartawan mengatakan perawatan telur komodo tergolong rumit karena setiap hari harus dipantau dan secara medis dilakukan pencatatan. "Tak hanya telur, induknya juga harus dirawat dengan baik," katanya.
Menurut Rachmad, saat ini KBS setidaknya memiliki sebanyak 64 komodo yang terdiri atas 12 ekor komodo berumur 4 bulan; 18 ekor komodo berumur 1,4 tahun; dua ekor komodo berumur 2,5 tahun; 13 ekor berumur 3,5 tahun; dua ekor berumur 4,5 tahun; 10 ekor berusia 12 tahun; dan 7 ekor berumur 15-17 tahun.
Dari jumlah ini, 60 persennya adalah komodo jantan. Komodo yang asli Indonesia ini setidaknya mampu bertahan hidup hingga usia 25 tahun.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita terkait
Lumba-lumba Air Tawar Sangat Langka Mati di Tempat Baru di Sungai Amazon
30 Oktober 2023
Lumba-lumba air tawar yang sangat langka mati di tempat baru di sepanjang Sungai Amazon.
Baca SelengkapnyaPolisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi
28 Januari 2021
Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.
Baca SelengkapnyaHewan Langka: Mirip Ikan, Ular Laut Ini Bernapas dari Dahi
26 September 2019
Keberadaan binatang langka atau unik, Hydrophis cyanocinctus, ular laut yang bernapas dari dahinya bernama, dipublikasikan oleh The Conversation.
Baca SelengkapnyaKebun Binatang Gembira Loka Terima Bulus Jumbo Langka
7 Februari 2019
Seekor bulus sepanjang 1 meter dititipkan dan dirawat di Kebun Binatang Gembira Loka, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaAnjingnya Mati, Wanita Ini Gugat Dokter Hewan Rp 1,3 Miliar
19 September 2018
Seorang wanita, Nadhila Utama, mengajukan gugatan perdata Rp 1,3 miliar terhadap dokter hewan ke Pengadilan Tangerang karena anak anjingnya mati.
Baca SelengkapnyaKisah Harimau Sumatera yang Mati Dibunuh Warga Mandailing Natal
6 Maret 2018
Harimau Sumatera yang mati ditombak warga di Mandailling Natal ternyata sudah tak utuh lagi. Beberapa bagian tubuh Harimau Sumatera itu hilang.
Baca SelengkapnyaDiburu di Tasikmalaya, Aktivis Bebaskan Kukang Jawa Hasil Rehab
28 Januari 2018
Pada peringatan Hari Primata Indonesia, IAR akan melepasliarkan 15 ekor kukang jawa di Gunung Sawal, pada Selasa 30 Januari 2018.
Baca SelengkapnyaNelayan Temukan Lumba-lumba Langka Berkepala Dua
7 Juli 2017
Sekelompok nelayan menemukan bayi porpoise (mamalia mirip lumba-lumba) berkepala dua.
Baca SelengkapnyaBayi Lutung Perak Ini Bakal Jadi Pusat Perhatian Baru di Ragunan
26 Juni 2017
Bayi lutung perak berusia 1 bulan ini masih disusui induknya dan bakal berubah warna dalam setahun.
Baca Selengkapnya30 Kukang Hasil Sitaan Dibebaskan di Gunung Ciremai
11 Mei 2017
Sebanyak 30 kukang hasil sitaan dari pedagang online akhirnya dikembalikan ke alam liar BBKSDA wilayah Jawa Barat di Taman Nasional Gunung Ciremai.
Baca Selengkapnya