TEMPO Interaktif, Jakarta - Sekitar 20 persen jalan nasional di Jawa Timur rusak dan penuh lubang. "Saya akui, menjelang Lebaran ini, 20 persen dari total 2.000 kilometer jalan nasional di sini masih rusak," kata Kepala Dinas PU Bina Marga Jawa Timur, Gentur Prihantono Sanjoyo, Kamis, 21 Juli 2011.
Menurut Gentur, untuk memperbaiki kurang lebih 400 kilometer kerusakan jalan ini telah diterjunkan 20 unit tim pemeliharaan. Mereka tersebar di lima jalur utama jalan nasional, yaitu jalur Surabaya-Mojokerto-Nganjuk-Ngawi, jalur Surabaya-Gresik-Tuban, Surabaya-Pasuruan-Probolinggo-Banyuwangi, Surabaya-Malang, dan Surabaya-Madura.
Selain itu, kerusakan jalan juga terjadi pada jalan provinsi. Adapun jalan provinsi yang rusak berat mencapai 40 kilometer. Tapi, perbaikan jalan hanya difokuskan pada perbaikan jalan nasional. "Sebab, sekitar 60 persen pemudik melintasi jalan nasional, syukur-syukur sebelum Lebaran seluruh jalan sudah mulus," ucap Gentur.
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga juga membangun 14 posko di jalur rawan bencana. Pos ini dilengkapi alat berat, material aspal, hingga gergaji mesin. Gergaji mesin sengaja disiapkan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu ada pohon tumbang. "Yang pasti, H-7 dan H+7 Lebaran, seluruh proyek perbaikan jalan akan dihentikan," katanya.
Anggota Komisi Pembangunan DPRD Jawa Timur, Jalaluddin Alham, menyayangkan lambannya perbaikan jalan. "Padahal, tahun lalu saja sudah dianggarkan dana perbaikan sebesar Rp 346 miliar," kata Jalaluddin. Untuk perbaikan jalan tahun ini, angka itu juga dinaikkan menjadi Rp 370 miliar.
FATKHURROHMAN TAUFIQ
Berita terkait
Perubahan Nama Jalan Tahap Dua di Jakarta, Riza Patria: Sudah Disusun
25 September 2022
Wagub DKI Riza Patria mengatakan rencana perubahan nama jalan di Jakarta sudah disusun, tapi belum bisa diumumkan
Baca SelengkapnyaRencana Perubahan Nama Jalan di Kelapa Gading, Politikus PDIP: Warga Menolak
16 September 2022
Anggota DPRD DKI Agustina Hermanto alias Tina Toon menerima aduan warga yang menolak perubahan nama jalan di Kelapa Gading.
Baca SelengkapnyaPerubahan Nama Jalan di Jakarta Berujung Pansus, Ini Kata Wagub DKI
16 Juli 2022
Wagub DKI Jakarta Riza Patria berharap masalah perubahan nama jalan ini dibicarakan baik-baik dengan DPRD DKI tanpa perlu menggelar pansus
Baca SelengkapnyaPemkot Jakpus Bakal Sosialisasikan Lagi Perubahan Nama Jalan ke Warga
3 Juli 2022
Pemkot Jakpus bakal mengumpulkan seluruh ketua RT dan RW yang terdampak perubahan nama jalan
Baca SelengkapnyaDampak Perubahan 22 Nama Jalan Sistemik, PDIP: Pak Anies Baswedan Jangan Pakai Ego
26 Juni 2022
Hardiyanto Kenneth meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bertanggungjawab atas dampak sistemik yang ditimbulkan dari perubahan nama 22 jalan.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Stop Kontroversi Nama Jalan Jenderal A.H. Nasution
2 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan sosialisasi rencana perubahan nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya menjadi Jalan A.H. Nasution.
Baca SelengkapnyaPenyebab Anies Baswedan Hentikan Perubahan Nama Jalan Buncit
1 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghentikan seluruh proses sosialisasi perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jenderal Besar A.H. Nasution.
Baca SelengkapnyaPergantian Nama Jalan Buncit Raya, Sejarawan JJ Rizal: Ironis
1 Februari 2018
Sejarawan JJ Rizal menyesalkan rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya dan Jalan Mampang Prapatan menjadi Jalan Jenderal Besar A.H.Nasution.
Baca SelengkapnyaKata Anies Baswedan Soal Penolakan Penggantian Nama Jalan Buncit
1 Februari 2018
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan tanggapan penolakan Komunitas Betawi atas rencana pergantian nama Jalan Mampang Raya dan Buncit Raya.
Baca SelengkapnyaKomunitas Betawi Buat Petisi Tolak Penggantian Nama Jalan Buncit
31 Januari 2018
Komunitas Betawi Kita bikin petisi menolak rencana perubahan nama Jalan Buncit Raya menjadi Jalan Jenderal Besar A.H. Nasution.
Baca Selengkapnya