TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) berencana mengunjungi Afganistan untuk melaksanakan misi perdamaian. Wakil Ketua PBNU, As'ad Ali Said, mengatakan kunjungan ini merupakan rangkaian kegiatan memperingati harlah (hari lahir) Nahdatul Ulama ke-85. "Nanti ada forum silaturahmi antara ulama Afganistan dan ulama NU," kata As'ad Ali Said di Jakarta, Senin 27 Juni 2011.
Menurut As'ad, ulama-ulama Afganistan tertarik mempelajari bagaimana Indonesia membangun persatuan dan kerukunan antar umat beragama meskipun di dalam negeri terdapat banyak suku dan agama yang berbeda. Sementara di Afganistan, meskipun agama utama adalah Islam, banyak aliran dan suku yang berbeda.
Dalam sebuah forum dialog yang akan diadakan selama dua hari, NU akan berbicara dengan 19 kelompok aliran Islam yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok itu terdiri dari yang paling moderat sampai yang paling radikal. "Tapi paling banyak memang kelompok radikal," kata As'ad. "Kami berharap forum ini bisa menjadi wadah berbagi pengalaman."
Salah satu poin penting yang akan disampaikan di dalam forum itu adalah bagaimana Nahdatul Ulama sejak 1936 menyepakati menerima Pancasila sebagai dasar negara dan menerima Indonesia sebagai darussaalam dan bukan darul Islam. Kedekatan dan komunikasi yang dijalin diharapkan bisa menekan pengaruh radikal yang masuk dari negara ini melalui kelompok teroris. Indonesia juga diharap bisa memberi inspirasi kepada Afganistan supaya lebih bersatu.
Kontak PBNU dengan ulama Afganistan, kata As'ad, sudah berlangsung lama. Tahun ini beberapa ulama Afganistan berkunjung ke Jakarta untuk berkonsultasi tentang masalah kesehatan. Mereka tertarik mempelajari bagaimana ulama di Indonesia terlibat dalam masalah peningkatan kualitas kesehatan karena di Afganistan hal itu tidak mungkin terjadi. Setelah pertemuan di Jakarta, kedua kelompok ulama sepakat mengadakan pertemuan kembali di Afganistan.
KARTIKA CANDRA
Berita terkait
Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar
5 jam lalu
Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.
Baca SelengkapnyaMenteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU
7 jam lalu
Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.
Baca SelengkapnyaPrabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini
10 jam lalu
Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.
Baca SelengkapnyaPMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
10 hari lalu
Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.
Baca Selengkapnya'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari
16 hari lalu
Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.
Baca SelengkapnyaHilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024
19 hari lalu
Keputusan berdasar pada Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang jadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaLebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU
19 hari lalu
Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?
Baca SelengkapnyaPBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024
35 hari lalu
KPU menetapkan Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024. Begini tanggapan PBNU dan PP Muhammadiyah, dua ormas terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam
37 hari lalu
PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024
Baca SelengkapnyaHubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf
45 hari lalu
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersaudara, keduanya putra K.H. Muhammad Cholil Bisri.
Baca Selengkapnya