PPP, Golkar dan PDIP Diminta Kembalikan Aset Negara

Reporter

Editor

Rabu, 10 Desember 2003 16:35 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Tim multipartai untuk pengembalian aset negara bertemu Wakil Ketua Komisi I DPR Effendy Choirie di gedung DPR/MPR. Jakarta, Rabu (10/12). Mereka menyampaikan data-data mengenai aset negara yang dikuasai PDI Perjuangan, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Golkar.Tim multipartai itu terdiri dari Partai Amanat Nasional, Partai Bintang Reformasi, Partai Demokrasi Kebangsaan, Partai Merdeka, Partai Pemersatu Bangsa, Partai Indonesia Baru, Partai Islam Indonesia, PNI Marhenisme, Partai Nasional Banteng Kemerdekaan, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Pelopor, dan Partai Sarikat Indonesia.Menurut pimpinan delegasi, Barata, mereka mendesak agar aset-aset itu dikembalikan untuk memenuhi rasa keadilan rakyat serta tegaknya hukum demi mewujudkan penyelenggaraan negara yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Barata mengutip pasal 8 UU No. 31/2002 tentang partai politik yang isinya menyatakan, partai politik berhak memperoleh perlakukan yang sama dan adil dari negara.Dari investigasi multipartai diperoleh data dan masukan bahwa banyak kantor-kantor milik Partai Golkar, PDI Perjuangan dan PPP di seluruh Indonesia yang menggunakan aset negara sampai sekarang. "Sangat ironis disatu pihak pemerintah tetap bertindak melakukan penggusuran apabila tanahnya ditempati rakyat yang tidak memiliki tempat tinggal, disisi lain pemerintah justru membiarkan bahkan memberikan fasilitas kantor kepada partai politik," katanya.Untuk itu, tim multipartai akan menyampaikan somasi pada Sekretariat Negara untuk mengambil aset-aset negara yang dikuasai partai politik. Pada 17 Desember nanti, tim multipartai akan meneruskan somasi ini ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.Pada kesempatan yang sama, Migdad Husein, Wakil Sekjen Partai Bintang Reformasi meminta adanya pengambilan paksa aset negara yang dikuasai partai politik. Sebab, soal dana bagi tiga partai tersebut sudah bukan masalah. Migdad menambahkan, khusus untuk Partai Golkar, aset negara tidak hanya dikuasai partai tetapi juga organisasi-organisasi di bawahnya.Dalam tanggapannya, Effendy mendukung tuntutan tim multipartai tersebut. Namun dirinya menyarankan agar tim multipartai tersebut tetap melanjutkan usaha ini melalui jalur hukum. "Kalau dua kekuatan di DPR, PDI Perjuangan dan Golkar bersatu, apalagi ditambah PPP, tidak akan ada pansus atau panja. Ini adalah realitas peta politik," kata Effendy.Menurutnya, untuk dapat mengembalikan aset negara dari partai politik, dibutuhkan kesadaran dari pemerintah. Namun dia mengingatkan, kesadaran itu tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan perlukan adanya dorongan dan dukungan opini publik. Priandono Kusumo - Tempo News Room

Berita terkait

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

1 menit lalu

Minta Peserta Pilkada 2024 di Bali Terapkan Kampanye Hijau, Ini Penjelasan KPU

KPU RI meminta para peserta Pilkada serentak 2024 di Provinsi Bali agar menerapkan kampanye hijau. Apa itu kampanye hijau?

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

4 menit lalu

Bea Cukai Usut Dugaan Penyelundupan Miras Melalui Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Penyelundupan miras melalui Pelabuhan Tanjung Emas disamarkan sebagai pengiriman tekstil. Mendapat atensi dari Kantor Pusat Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

8 menit lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

13 menit lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

26 menit lalu

Mahalini dan Rizky Febian akan Gelar Pengajian Sebelum Akad Nikah di Jakarta

Sule mengungkapkan rangkaian acara menuju pernikahan Rizky Febian dan Mahalini setelah menggelar upacara Mepamit di Bali.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

38 menit lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

42 menit lalu

Rekam Jejak Teguh Prakosa, Wakil Wali Kota Solo yang Maju Pilkada 2024 dari PDIP

Teguh Prakosa memastikan bakal ikut serta dalam Pilkada 2024 sebagai calon wali kota Solo. Berikut rekam jejak pria yang sempat mendampingi Gibran.

Baca Selengkapnya

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

48 menit lalu

Alasan Cak Imin Ingin Koalisi Perubahan Berlanjut di Pilkada Aceh

Koalisi Perubahan dapat mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Aceh.

Baca Selengkapnya

10 Bandara Terbersih di Dunia, Didominasi Asia Hanya 1 dari Eropa

48 menit lalu

10 Bandara Terbersih di Dunia, Didominasi Asia Hanya 1 dari Eropa

Dari sepuluh bandara terbersih di dunia, hanya satu bandara di Eropra yang masuk dalam daftar tersebut

Baca Selengkapnya

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

48 menit lalu

Hamas Serang Pangkalan Militer Israel di Rafah, Tiga Tentara IDF Tewas

Bentrokan antara Hamas Israel terjadi di Rafah kemarin. Hamas menyerang pangkalan militer Israel dengan roket yang dibalas oleh Israel.

Baca Selengkapnya