Sebagian besar dari dana pengamanan itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan logistik dan peralatan. “Dana itu lebih banyak untuk uang makan , karena kita mengerahkan orang banyak. Semua orang kan perlu makan tiga kali sehari, kebutuhan bensin dan peralatan lainnya. Biasanya kita talangi dulu,” ujar Chaeruddin di ruang Ramah Tamah Gedung Utama Mabes Polri, Kamis (19/7) siang, usai penyerahan rumah secara simbolik pada ahli waris anggota kepolisian yang gugur dalam tugas.
Bagi Kepolisian, dekrit atau sidang istimewa bukan masalah. Menurut Chaerudin urusan kepolisian adalah bagaimana menegakan keamanan dan hukum. Namun, persoalan yang harus dihadapi adalah bagaimana perkembangan-perkembangan (situasi) itu membawa konsekuensi kepada masalah penegakan hukum dan keamanan. “Dari situ polisi mengambil tindakan atau kegiatan sesuai konsekuesi kewenangan yang ada padanya,” ucapnya
Untuk menghadapi SI, Polri menyiapkan Operasi Mantap Brata VIII yang disusun sesuai dengan perkiraan-perkiraan sebelumnya. Namun, Wakapolri mengakui, perkiraan yang dibuat jajarannya bisa akurat atau mungkin sebaliknya sehingga perlu direvisi. Chaeruddin hanya tersenyum ketika ditanya apakah Polri akan ‘mengamankan” anggota DPR jika Dekrit presiden benar-benar di efektifkan pada 31 juli mendatang. (Istiqomatul Hayati)