Polisi: Aksi Teror Beberapa Bulan Terakhir Bermotif Balas Dendam

Reporter

Editor

Selasa, 14 Juni 2011 19:07 WIB

Abu Bakar Ba'asyir menunggu di ruang tahanan sebelum persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (25/5). ANTARA/Reno Esnir

TEMPO Interaktif, Jakarta - Polisi menemukan benang merah dari serangkaian pengungkapan kasus teror dalam beberapa bulan terakhir. Motif para pelaku teror tak lagi menyasar kelompok yang dianggap memusuhi mereka atas nama agama. Namun, aksi dilakukan sebagai balas dendam atas penangkapan dan penembakan sejumlah pimpinan mereka. "Terutama Abu Bakar Ba'asyir," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Selasa 14 Juni 2011.

Menurut Anton, kesimpulan itu diperkuat setelah polisi menggali keterangan dari 15 tersangka yang diciduk dalam waktu empat hari terakhir di berbagai kota seperti Pekalongan, Kutai Kertanegara, Bandung dan Jakarta. Adapun tiga tersangka lain tewas saat proses penangkapan. "Keterlibatan para tersangka merupakan hasil pengembangan atas penangkapan pelaku penembakan tiga polisi di Bank BCA, kota Poso, Sulawesi Tengah," katanya.

Berdasarkan hasil penyidikan, kata Anton, kelompok Poso memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris yang berada di Solo dan Cirebon. Sebagian diantara mereka bahkan pernah mengikuti pelatihan para-militer (tadrib asykari) di Pegunungan Biru, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir pada Agustus 2010 dan di Pegunungan daerah Malino III, Kecamatan Soyo Jaya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, pada Mei 2011.

Aksi balas dendam merupakan reaksi terhadap aparat kepolisian yang menangkap dan menembak ikhwan-ikhwan mereka seperti DR. Azahari, Nordin M. Top, Urwah serta Dulmatin. Mereka menilai langkah penindakan tersebut sebagai bentuk konspirasi institusi kepolisian dengan orang kafir dan antek-antek Amerika. "Dalam pemahaman mereka, membunuh orang kafir hukumnya wajib, sehingga jiwa dan hartanya halal untuk diambil," kata Anton.

Amir Jamaah Anshorut Tauhid, Abu Bakar Ba'asyir, kini sedang menjalani persidangan kasus terorisme. Pendiri Pondek Pesantren Ngruki, Sukoharjo Jawa Tengah, itu diduga mengetahui, merencanakan, mengatur dan ikut mendanai kegiatan pelatihan para-militer di pegunungan Jantho, Aceh Besar. Menjelang sidang vonis atas kasusnya tersebut, tersebar pesan singkat (SMS) gelap yang berisi ancaman aksi teror di sejumlah tempat. Mengenai ancaman ini, "Petugas telah merespon dengan meningkatkan pengawasan," ujar Anton.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

9 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

10 jam lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

16 jam lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

1 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

1 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

1 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

1 hari lalu

TPNPB Klaim Tembak Mati Empat Anggota TNI-Polri dan Bakar Sekolah di Enarotali

TPNPB-OPM menyatakan menembak empat anggota aparat gabungan TNI-Polri. Penembakan itu terjadi pada Rabu, 1 Mei 2024. Keempat orang itu ditembak saat mereka sedang berpatroli.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya