Pendudukan Kantor Dinas Kehutanan Jambi Masih Berlangsung  

Reporter

Editor

Kamis, 5 Mei 2011 13:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jambi - Para petani yang tergabung dalam Persatuan Petani Jambi (PPJ) dan mengklaim sebagai korban pencaplokan lahan oleh perusahaan Sinar Mas Group menuding jika Sinar Mas tidak serius untuk menyelesaikan konflik. Buktinya, setelah lebih dari sepuluh tahun konflik itu terjadi belum juga ada penyelesaian yang konkret


Bukti lain, setiap kali adanya mediasi upaya penyelesaian, perusahaan Sinar Mas Group hanya mengirimkan utusannya yang tidak memiliki kapasitas mengambil kebijakan.

"Sejak awal memang perusahaan tidak serius untuk menyelesaikan masalah konflik ini", kata Aidil Putra, Ketua PPJ saat melakukan aksi pendudukan bersama ratusan petani lainnya di Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Kamis 5 Mei 2011.

Sedikitnya 500 orang petani dari lima kabupaten, yakni Kabupaten Muarojambi, Tanjungjabung Barat, Tanjungjabung Timur, Batanghari dan Kabupaten Tebo, sudah menginap selama empat hari empat malam di kantor Dinas Kehutanan. Mereka meminta agar kasus sengketa tanah itu segera dituntaskan.

Petani menuntut Sinar Mas mengembalikan lahan mereka seluas 41 ribu hektare lebih yang telah digusur PT PT Wirakarya sakti (WKS) dan PT Rimba Hutani Mas (RHM). Keduanya merupakan perusahaan Sinar Mas Group.

Menurut Aidil, mereka bisa bertindak semena-mena karena pemerintah lebih berpihak kepada perusahaan ketimbang rakyat. "Bukti nyatanya pada Sabtu 30 April 2011, pada acara bertajuk Rosi Road Show yang dipandu Rosiana Silalahi. Di sana ada ajakan agar generasi muda berperan aktif ikut membangun daerah,” ujarnya.

Acara yang berlangsung di Kampus Universitas Negeri Jambi tersebut dihadiri oleh para pejabat. Di antaranya adalah Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan, Gubernur Jambi Hasan Basri Agus, Bupati Tanjungjabung Timur Zumi Zola dan beberapa anggota dewan daerah ini. Acara ini disponsori langsung oleh perusahaan Sinar Mas.

"Ini membuktikan adanya upaya pengaburan masalah. Ini juga bentuk cuci otak bagi kalangan kampus. Padahal, di luar sini ribuan warga yang kehilangan lahan pertanian dan perkebunan menderita lantaran digusur paksa oleh pihak Sinar Mas Group", ujarnya.

M. Saleh, 64 tahun, salah seorang petani asal Desa Sengkatigedang, Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari, Jambi, mengaku jika dirinya sudah ikut menginap di kantor Dinas Kehutanan selama empat hari empat malam. Bersama rekan-rekannya, ia menuntut agar Sinar Mas mengembalikan lahan mereka.

"Di desa kami sedikitnya ada sekitar 40 hektare kebun karet dan sawit milik enam kepala keluarga sejak 2005. Lahan itu lalu digusur PT WKS untuk dijadikan lahan hutan tanaman industri, tanpa ada ganti rugi. Penggusuran dengan alat berat dilakukan pada malam hari saat kami lelap tertidur", ujarnya.

Dikatakan Saleh, jika dirinya dan beberapa petani dari lima kabupaten lainnya akan tetap bertahan hingga tuntutan kami dipenuhi pihak perusahaan.

Akibat aksi pendudukan kantor Dinas Kehutanan ini, aktivitas para karyawan Dinas Kehutanan terganggu. Karena pintu kantor dipalang petani, pegawai harus masuk kantor melalui pintu belakang. Hanya sekitar 30 orang karyawan Dinas Kehutanan yang ngantor. "Kami sangat terganggu akibat aksi ini," kata salah seorang karyawan kepada Tempo.

Dalam menyikapi masalah ini, Pemerintah Provinsi Jambi berdalih sudah mengirimkan surat kepada Kementrian Kehutanan. "Kita sudah mengirim surat ke Menteri Kehutanan", kata Gubernur Jambi Hasan Basri Agus.

Edi Yanto, juru bicara PT WKS, ketika dikonfirmasi membantah jika pihaknya tidak serius menyelesaikan masalah ini. Bahkan, dia balik menuding wargalah yang tidak serius. Terbukti setiap kali ada acara upaya mediasi warga malah lebih sering tidak hadir. "Saya kira kami sangat serius, bahkan sebaliknya warga yang menurut saya tidak serius", katanya.

SYAIPUL BAKHORI


Berita terkait

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

6 Februari 2024

Kasus Kades Tipu Dokter di Tangsel Disidangkan Hari Ini, Kerugian Rp 1,7 Miliar

Ada empat bidang tanah yang dijual oleh Kades AB ternyata bermasalah, sehingga korban dirugikan hingga Rp 1,7 miliar.

Baca Selengkapnya

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

23 Januari 2024

Mahfud MD Kritik Aparat saat Tangani Sengketa Tanah, 4 Masyarakat Adat Ini Terancam Digusur

Mahfud MD kritik aparat saat tangani sengketa tanah yang juga libatkan masyarakat adat

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

21 Januari 2024

Mahfud Md Bilang Akan Tertibkan Birokrasi Pemerintah dan Aparat untuk Hindari Konflik Masyarakat Adat

Menanggapi tingkah aparat, Mahfud Md mengatakan akan menertibkan birokrasi pemerintah dan aparat penegak hukum.

Baca Selengkapnya

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

8 Desember 2023

Menteri ATR Harap Aset Kesultanan dan Keistimewaan Pengelolaan Pertanahan di DIY Terjaga

Hadi Tjahjanto menjamin keistimewaan pengelolaan pertanahan dan aset Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

7 Oktober 2023

Konflik Lahan di Seputaran Jakarta yang Tak Ingin Jadi Rempang Kedua, Bersengketa dengan Penguasa

Konflik lahan tidak hanya terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau, tetapi juga di beberapa daerah. Ada yang bersengketa dengan TNI.

Baca Selengkapnya

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

5 September 2023

Bentrokan di Lokasi Kebakaran Kapuk Muara, 130 Polisi Dikerahkan

olres Jakarta Utara mengerahkan 130 anggotanya untuk berjaga di lokasi bekas kebakaran Kapuk Muara usai terjadi bentrokan

Baca Selengkapnya

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

29 Agustus 2023

Sengketa Tanah Dago Elos Bandung, Warga Lapor Lagi ke Polda Jabar

Kuasa hukum mendampingi 4 warga Dago Elos yang melapor ke polisi. Materi serupa telah 3 kali disampaikan ke Polda Jabar dan Polrestabes Bandung.

Baca Selengkapnya

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

31 Juli 2023

Sidang Sengketa Tanah, Paramount Land Kalah Gugatan Hampir 8000 Meter Persegi

Dua kelompok saling berhadap-hadapan saat sidang pembacaan sita jaminan yang digelar PN Tangerang di sebuah klaster perumahan milik Paramount Land.

Baca Selengkapnya

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

27 Juni 2023

Kronologi Viralnya Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Pengembang Serobot Lahan

Warga perumahan di Bekasi yang terkungkung pagar beton ternyata berawal dari penyerobotan lahan oleh pengembang.

Baca Selengkapnya

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

27 Juni 2023

Warga Perumahan di Bekasi Terkungkung Pagar Beton, Satu Rumah Terancam Dibelah

Sebuah rumah di kompleks perumahan Cluster Green Village, Kota Bekasi, terancam dibelah buntut sengketa tanah pengembang dengan pihak ketiga.

Baca Selengkapnya