Pendanaan Teroris Indonesia Tak Lagi dari Al-Qaidah

Reporter

Editor

Rabu, 4 Mei 2011 18:17 WIB

Ansyaad Mbai. TEMPO/Arif Fadillah

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai mengatakan, kematian Usamah Bin Ladin tidak akan menggoyang keberadaan kelompok teroris yang ada di dalam negeri. Soalnya, pelaku teror domestik tidak lagi mengandalkan dana dari Timur Tengah, khususnya dari kelompok Al-Qaidah pimpinan Usamah. “Pendanaan tidak semata-mata dari Al-Qaidah,” kata Ansyaad di Universitas Paramadina, Rabu 4 Mei 2011.

Ansyaad berbicara dalam diskusi publik Indonesiana bertajuk "Mengupas Radikalisme di Sekitar Kita" yang digelar Tempo Interaktif, Tempo Institute, dan Universitas Paramadina.

Ansyaad mengatakan, pemerintah, terutama aparat keamanan dan intelijen, harus juga mencermati kegiatan-kegiatan yang berpotensi dijadikan sumber pendanaan kelompok teroris. Ia mencontohkan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) yang merekrut anggota baru, mencuci otak mereka, dan menarik infak dari mereka sebagai sumber pendanaan.

Contoh lain yang dikemukakan Ansyaad adalah sejumlah aksi perampokan terhadap bank dan toko emas yang terjadi beberapa bulan lalu, dengan alasan fa'i. Namun, setelah diselidiki dan diusut polisi, perampokan itu dilakukan untuk menggalang dana guna melakukan aksi teror. “Jadi, dari dalam kita juga perlu introspeksi,” katanya.

Sebelumnya, pengamat terorisme Wawan Purwanto mengatakan aksi terorisme di Indonesia tak lagi disokong dana dari Timur Tengah, khususnya dari kelompok Al-Qaidah. Sejak Bom Bali I pada 2002, aksi terorisme dalam negeri praktis didanai secara swadaya oleh para teroris dengan dibantu simpatisan mereka.

"Sekarang tidak ada lagi donasi dari Bin Ladin (Al-Qaidah). Mereka mencari sumber dana patungan, dari simpatisan, dan teman yang simpati pada gerakan mereka," kata Wawan.

Menurut Wawan, aksi Bom Bali I memang didanai Bin Ladin. Dana dikirim melalui Hambali yang saat ini ditahan Pemerintah Amerika Serikat di Guantanamo. Kelompok Bom Bali I rutin mendapatkan pasokan dana Rp 150 juta per bulan dari Al-Qaidah. "Uangnya dibawa melintas batas, lalu dibawa ke sini menggunakan koper," ujarnya.

Setelah Bom Bali I, kelompok teroris di Indonesia tercerai-berai. Banyak di antara mereka yang berperan sebagai kurir telah tertangkap. Di antaranya Lili, Johan, dan Abdullah Sonata.

MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Top 3 Dunia: Bantuan Rp700 T untuk Ukraina sampai 37 Juta Kasus Covid di China

25 Desember 2022

Top 3 Dunia: Bantuan Rp700 T untuk Ukraina sampai 37 Juta Kasus Covid di China

Berita Top 3 Dunia tentang AS kucurkan Rp700 T untuk Ukraina, Al-Qaeda akui pimpinannya tewas, dan kasus harian Covid di China 37 juta

Baca Selengkapnya

Bom Mobil Al-Shabaab Serang Hotel di Somalia, 9 Tewas dan Puluhan Terluka

24 Oktober 2022

Bom Mobil Al-Shabaab Serang Hotel di Somalia, 9 Tewas dan Puluhan Terluka

Bom mobil dan tembakan di sebuah hotel di kota Kismayu, Somalia, menewaskan sembilan orang dilakukan Al Shabaab kelompok teror afiliasi Al-Qaidah

Baca Selengkapnya

Survei Ungkap Paham Radikal Pelajar dari Media Sosial dan Keluarga

5 September 2021

Survei Ungkap Paham Radikal Pelajar dari Media Sosial dan Keluarga

Hasil riset pelajar SMA di Bandung ini belum bisa memastikan para pelajar radikal mendukung kelompok khilafah yang mana.

Baca Selengkapnya

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

8 Agustus 2015

WNI Bawa Bom di Brunei Bebas, Tiba di Surabaya Hari Ini  

Pengadilan Brunei membebaskan Rustawi karena karena tidak ada bukti kuat terkait dengan penyelundupan benda-benda berbahaya.

Baca Selengkapnya

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

9 Mei 2015

TNI Heran Bahan Bom Masuk Brunei Setelah Lolos dari Juanda  

Cipeng, anak Rustawi, diduga sebagai orang yang memasukkan bom ikan itu.

Baca Selengkapnya

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

8 Mei 2015

Diduga Susupkan Bondet ke Pesawat, Cipeng Menghilang  

Sutrisno alias Cipeng, warga Malang, tak diketahui keberadaannya. Namanya disebut sang ayah yang sedang terbelit kasus bondet dalam koper di Brunei.

Baca Selengkapnya

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

8 Mei 2015

Kronologi Rustawi Bawa Bondet dan Peluru ke Brunei

Melihat tasnya terbuka, Rustawi tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap tindakan yang dilakukan anak keduanya, Cipeng.

Baca Selengkapnya

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

8 Mei 2015

Upaya Menteri Retno Bebaskan WNI Bawa Bondet ke Brunei  

Rustawi mengaku tidak tahu-menahu benda berbahaya yang ditemukan dalam kopernya.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Klaim X-Ray-nya Canggih

Bandar Udara Internasional Juanda, Surabaya, memiliki perangkat detektor sinar-X multiview berstandar internasional.

Baca Selengkapnya

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

8 Mei 2015

Kasus Bondet Lolos ke Brunei, Juanda Sebut Peluru Rustawi Mainan

Benda disimpulkan sebagai mainan karena tidak lagi memuat mesiu atau bahan peledak. Detektor X-Ray tak menunjukkan perubahan warna.

Baca Selengkapnya