TEMPO Interaktif, Banjarmasin - Beruang madu yang hidup di Taman Hutan Raya Sultan Adam, Kalimantan Selatan, semakin terdesak dan terancam langka. Mereka terdesak karena kerusakan hutan yang sangat parah di kawasan Hutan Lindung Taman Hutan Raya Sultan Adam di Kabupaten Banjar.
Karena terdesak, beruang madu (Helarctos malayanus) ini beberapa kali menyerang warga di Desa Kecamatan Karang Intan. Terakhir beruang madu menyerang 2 warga yang sedang menyadap karet Maimunah, 36 tahun, dan Saniah, 45 tahun, penduduk Desa Kiram Kecamatan Karang Intan Kalimantan Selatan, Kamis pekan lalu.
Menurut Ujo, seorang warga setempat, di sekitar kawasan Taman Hutan Raya semakin banyak penambangan. Ada tambang mangaan dan batu besi, juga tambang emas rakyat. ”Beruang ini akan menyerang bila mereka terdesak. Apalagi satu di antara beruang yang masih hidup terlihat cacat pada kakinya,” kata Ujo. Selain itu, kondisi kebun karet warga yang tak terawat memudahkan beruang bersembunyi di kebun warga, dan beruang akan menyerang jika merasa terganggu.
Kepala Seksi Perlindungan Taman Hutan Raya Sultan Adam Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, Alip Winarto membenarkan kerusakan hutan yang kian parah. Saat ini sudah mencapai 40 persen atau sekitar 40 ribu hektare dari 120 ribu hektare jumlah luas Tahura Sultan Adam yang meliputi daerah Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Tanah Laut yang rusak. Kerusakan disebabkan oleh beberapa faktor, yakni penebangan liar, penambangan liar, dan kebakaran hutan.
KHAIDIR RAHMAN
