Keberadaan TNI Resahkan Warga Kebumen

Reporter

Editor

Kamis, 21 April 2011 17:21 WIB

TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Serikat Tani Merdeka Kebumen Suwarno mengatakan saat ini kondisi warga Desa Setrojenar, Kabupaten Kebumen resah dengan keberadaan personel TNI. Menurut dia hingga hari ini personel TNI sekitar seratus orang masih berjaga-jaga. Mereka aktif menanyakan maksud dan tujuan semua warga sipil yang akan memasuki Desa Setrojenar. TNI juga mendirikan satu buah tenda di luar kantor Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD.

"Mereka takut ditangkap jika akan pergi atau ke jalan, mereka resah," kata Suwarno di kantor Kontras Jakarta, Kamis (21/4). Hingga saat ini Suwarno masih berada di Jakarta untuk mengadvokasi tindak kekerasan yang dilakukan TNI terhadap warga Desa Setrojenar yang menolak keberadaan militer di sana. Beberapa waktu lalu Suwarno melaporkan kasus penyerangan personel TNI ke pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dan anggota DPR. Dalam melakukan proses advokasi, Suwarno didampingi oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras).

Suwarno menyayangkan sikap aparat kepolisian yang tak bisa melindungi dan memberikan rasa aman bagi warga. Selain itu, tambah Suwarno, dia meminta kepada para pejabat berwenang seperti pejabat tinggi TNI agar tak memberikan komentar terlalu banyak mengenai peristiwa di Kebumen.

Menurut Koordinator Kontras Haris Azhar pernyataan para pejabat seringkali hanya mendukung satu pihak saja. Haris juga menambahkan kondisi warga saat ini trauma dengan keberadaan personel TNI di lapangan. "Ini mempengaruhi ritme kerja warga sehari-hari," katanya.

Oleh karena itu, Kontras meminta kepada polisi untuk terlibat lebih jauh dalam menengahi pihak TNI dengan warga. "Sejak konflik hingga sekarang TNI dan warga masih saling berhadapan. Seharusnya ada yang menengahi," tutur Haris.

Untuk itu Kontras telah mengirimkan surat kepada Menkopolhukam Djoko Suyanto agar segera membentuk tim independen untuk menyelidiki peristiwa kekerasan di Kebumen. Tim ini nantinya terdiri dari Polri, TNI, Komnas HAM, dan tokoh masyarakat. "Ini untuk menjamin proses hukum berjalan adil dan tak memihak," ujar Haris.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

12 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

29 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

16 Januari 2024

Kapan Pendaftaran Akmil 2024 Dibuka? Ini Jadwal dan Persyaratannya

pendaftaran online Akademi Militer atau Akmil akan dibuka pada 1 Februari 2024

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

23 Juli 2018

Menantu AM Hendropriyono Jadi Pangkostrad, Ini Penjelasan TNI

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal M. Sabrar menjelaskan soal pengangkatan menantu AM Hendropriyono, Andika Perkasa menjadi Pangkostrad.

Baca Selengkapnya

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

23 Juli 2018

TNI AD Serah Terimakan Jabatan Pangkostrad dan Asisten Logistik

Serah terima jabatan itu, kata KASAD Jenderal Mulyono, untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan dan penyegaran di tubuh TNI AD.

Baca Selengkapnya

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

22 Juli 2018

3 Perempuan Ini Jadi Pionir Pilot di TNI AD

Tiga orang Letnan Dua Cpn, Puspita Ladiba, Feny Avisha dan Tri Ramadhani akan menjadi juru terbang perempuan pertama di lingkungan TNI AD.

Baca Selengkapnya