Dodi Ambardi: Aneh, Kontrak Politik Diformalkan Tertulis

Reporter

Editor

Selasa, 19 April 2011 10:08 WIB

Wapres Boediono bersama perwakilan partai usai kontrak politik di Jakarta, Kamis (15/10) malam. Partai yang menandatangani kontrak politik adalah PKB, Partai Demokrat, PKS, PPP dan PAN. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Revisi kontrak kode etik partai koalisi yang kini memasuki proses akhir, diragukan akan dijalankan dengan baik. Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Dodi Ambardi, menyatakan kontrak itu akan menjadi ujian bagi ketegasan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono. "Karena tak ada tindakan terhadap pelanggaran kontrak lama," kata Dodi, Selasa (19/4).

Revisi kontrak kode etik koalisi diakui partai koalisi sendiri tak banyak perubahan. Hanya terdapat penegasan terhadap kontrak lama. Dalam delapan butir kontrak baru yang sudah disepakati oleh para anggota koalisi ini merupakan turunan dari empat butir kesepakatan awal yang ditandatangani 15 Oktober 2009 lalu.

Dalam kontrak ini beberapa penegasan dibuat, misalnya soal pembentukan dan pengamanan kebijakan pemerintah dalam parlemen. Disebutkan, partai koalisi wajib mendukung kebijakan pemerintah di parlemen. Kontrak juga mengatur pembentukan sikap dan kebijakan bersama dalam sekretariat gabungan yang nantinya harus ditaati semua anggota koalisi. Ada pula mekanisme hukuman terhadap partai yang membangkang dalam koalisi. Partai yang tak menyepakati hasil keputusan Setgab akan dianggap mengundurkan diri.

"Soal kalkulasi politik masih akan mendominasi pelaksanaan kontrak baru, terutama soal mekanisme hukuman," kata Dodi. Karena itu keragu-raguaan SBY memberi hukuman menjadi faktor personal yang penting menjalankan kontrak. Dodi yakin SBY tak akan berani mendepak Golkar dan PKS jika keduanya kembali membandel dan melanggar kontrak koalisi.

Posisi koalisi akan lemah di parlemen jika Golkar dan PKS keluar. Golkar punya 18,8 persen suara di DPR sedangkan PKS mengantongi 10, 4 persen suara. Sementara posisi suara anggota koalisi din parlemen sendiri sekitar 68,8 persen dari seluruh suara yang ada.

Kontrak koalisi amat teknis ini, menurut Dodi menunjukkan dua hal penting. "Rendahnya level of trust diantara partai anggota koalisi dan rendahnya perilaku politik yang berlandaskan etika," kata alumnus Ohio State Uniiversity ini.

Menurut dia kontrak koalisi sebenarnya tak diperlukan. Di negara lain cukup dilakukan dengan gentlemen agreement saja. "Anehnya di Indonesia diformalkan diatas kertas," kata dia.

FEBRIYAN

Berita terkait

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

8 hari lalu

Kata 7 Pengamat Soal Koalisi Prabowo yang Bakal Gemuk

Berikut tanggapan para pengamat politik dan peneliti soal koalisi Prabowo ke depan yang hampir pasti bakal gemuk.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

25 hari lalu

Bamsoet Dorong Seluruh Partai Politik Rekonsiliasi dalam Koalisi Pemerintahan Prabowo

Bamsoet memberikan apresiasi atas pertemuan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar -Mahfud, Arsjad Rasjid dengan Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, saat open house di kediaman Rosan Roeslani.

Baca Selengkapnya

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

21 Juli 2023

Soal Waktu Penentuan Arah Koalisi, Golkar Tunggu Momentum Demi Kepentingan Terbaiknya

Erwin Aksa memastikan bahwa arah politik Golkar akan selalu berada di pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

15 Juli 2023

Kata Anas Urbaningrum dan Gede Pasek soal PKN yang Belum Tentukan Arah Koalisi

Anas Urbaningrum dan Gede Pasek sebut Partai Kebangkitan Nusantara atau PKN belum tentukan arah koalisi untuk Pemilu 2024

Baca Selengkapnya

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

5 Juni 2023

Airlangga Bilang KIB Belum Bubar Meski PAN Beri Sinyal Merapat ke PDIP

Airlangga menyebut dirinya bahkan baru bertemu dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Sabtu malam kemarin.

Baca Selengkapnya

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

5 Mei 2023

PKB Sebut Golkar Sepakat Gabung KIR, Begini Respons Airlangga

Airlangga menjelaskan, Golkar sedianya sudah membentuk tim teknis untuk koalisi inti.

Baca Selengkapnya

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

2 Mei 2023

Dua Jam Lebih Bertemu di Istana, Ini yang Dibahas Jokowi dan 6 Ketum Parpol Koalisi

Menurut Airlangga, pertemuan dengan Jokowi ini lebih banyak membahas kondisi perekonomian ke depan. Adakah bahas politik?

Baca Selengkapnya

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

2 Mei 2023

Politikus PKB Bilang Cak Imin dan Airlangga Bertemu Rabu Besok

Halalbihalal DPP PKB dan DPP Golkar itu digelar di Resto Plataran Senayan.

Baca Selengkapnya

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

30 April 2023

PAN Yakin Diajak Berkoalisi Partai Lain karena Merepresentasikan Muhammadiyah

Bukan hanya jemput bola, Eddy menyebut pihak lain juga berupaya menjangkau PAN untuk berkomunikasi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

26 April 2023

Jokowi Disebut Bakal Kumpulkan Lagi Ketua Umum Partai Koalisi

Sebelumnya pada 2 April 2023, Jokowi juga sudah bertemu dengan lima ketua umum partai koalisi. Tak mengundang Surya Paloh.

Baca Selengkapnya