Kontrak Baru Koalisi Diterima PAN

Reporter

Editor

Jumat, 8 April 2011 07:06 WIB

Seketariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Amanat Nasional memastikan seluruh partai koalisi telah menerima draf baru kontrak politik koalisi partai pendukung pemerintah. Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa mengatakan komitmen perjanjiannya sama dan bersifat mengikat. "Sudah semua. Saya sendiri sudah (menerima)," kata dia seusai rapat di kantor wakil presiden, Jakarta, Kamis 7 April 2011 kemarin.

Partai koalisi terdiri atas Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, serta PKS. Hatta enggan berkomentar mengenai isi draf baru itu.

Menurut Hatta, tak ada perubahan mendasar mengenai kontrak politik partai koalisi dalam Sekretariat Gabungan. Setiap pimpinan partai sudah membaca komitmen awal koalisi, yaitu sama-sama menyukseskan pemerintahan dalam kerangka sistem presidensial.

Namun ia mengatakan tak bisa memastikan berapa lama waktu bagi partai untuk menyepakati draf baru itu. "Ah, itu (urusan) Presiden," kata dia.

Koalisi antarpartai sempat menjadi masalah setelah adanya perpecahan di antara anggotanya di parlemen. Salah satunya saat hak angket mafia pajak bergulir di DPR.

Berbeda dengan PAN, Partai Golkar masih melobi presiden soal draf baru itu. Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengkomunikasikan draf itu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Belum selesai, masih dalam komunikasi terus antara Pak Ical dan Presiden SBY," kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono di kantor Presiden.

Agung membantah tudingan bahwa partainya membangkang menandatangani kontrak baru tersebut. "Itu kan masih draf. Jadi, tidak ada pembangkangan, tapi sama-sama menyelesaikan draf yang ada," kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat ini.

Kemarin Ketua Bidang Politik Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan kontrak politik baru untuk partai koalisi tak diperlukan karena perjanjian awal sudah memadai.

Begitu pula Partai Persatuan Pembangunan. Menurut dia, susunan kontrak koalisi baru krusial untuk dikawal dalam kebersamaan Sekretariat Gabungan. "Perlu dilakukan pembaharuan yang sifatnya formil," kata wakil sekretaris jenderal partai itu, Romahurmuziy, sebelum rapat paripurna di gedung DPR kemarin.

Presiden Yudhoyono dinilai kurang memiliki keterlibatan efektif dalam Sekretariat. "Tidak ada rapat Setgab yang dipimpin langsung oleh SBY. Padahal perlu terlibat secara langsung," kata dia.

Romy mengatakan Sekretariat selalu menggelar rapat berdasarkan kebutuhan, bukan perencanaan. Sekretariat lebih sering menggelar agenda yang bersifat sporadis dan taktis. "Agenda strategis jarang dijalankan dibanding yang sifatnya taktis, misalnya pemilihan pejabat publik."

MUNAWWAROH | MAHARDIKA SATRIA HADI

Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

6 jam lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

7 jam lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

8 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

23 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

3 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

3 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

4 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

4 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya