Larangan tersebut terkait dengan pemusnahan ribuan ayam di dua desa yang ada di Kabupaten Gorontalo setelah positif terjangkit virus mematikan itu.
“Untuk sementara waktu kami menghimbau warga jangan dulu mengkonsumsi ayam,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo Nurinda Rahim kepada Tempo, Senin (4/4).
Menurut Nurinda, kejadian flu burung di Kabupaten Gorontalo bisa meluas hingga wilayah Kota Gorontalo. Sebab di pusat ibu kota provinsi itu menjadi serbuan para pedagang ayam. “Apalagi kami belum mempunyai alat yang memadai untuk mendeteksi virus flu burung,” ujar Nurinda.
Namun jika virus yang juga dikenal dengan sebutan H5N1 itu telah menjangkiti manusia, pihaknya mengaku telah memiliki ruang khusus isolasi di rumah sakit bagi penderita flu burung.
Kepala Dinas Peternakan Kota Gorontalo Rustam Rahman menambahkan, bagi warga di Kota Gorontalo yang beternak ayam, baik banyak maupun sedikit, juga dianjurkan untuk segera mengurungnya dalam kandang.
Hal itu, kata Rustam, untuk memudahkan disinfeksi terhadap kandang ayam yang tertular virus flu burung. “Kami juga menganjurkan agar tidak ada warga yang mendekati ayam,” ucap Rustam.
Sejak merebak kasus flu burung, tim terpadu yang dibentuk oleh Wali Kota Gorontalo segera membuat posko di delapan titik yang merupakan pintu masuk ke Kota Gorontalo.
Sebelumnya, sebanyak 1.979 ekor ayam di Desa Gandaria, Kecamatan Asparaga, dan Desa Hutuo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, positif terinveksi virus flu burung.
Untuk mencegah menyebarnya virus itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo telah memusnahkan ribuan ekor ayam jenis petelur dan ayam buras itu dengan cara dibakar.
Ribuan ekor ayam yang positif virus itu diduga berasal dari daerah tetangga, Manado, Sulawesi Utara. CHRISTOPEL PAINO.